Kabar24.com, JAKARTA— Politisi PDIP Effendi Simbolon mengaku merasa empati dengan posisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tengah beragam masalah yang terjadi selama 100 hari masa pemerintahan Jokowi-JK.
"Saya pribadi kasihan. Saya terus terang merasa miris, saya takut," ujar Effendi Simbolon dalam diskusi publik Universitas Pramadina bertajuk Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Effendi menyatakan dirinya saat ini memiliki perasaan yang serupa dengan publik kebanyakan, yakni linglung untuk menarik segala akar persoalan yang telah terjadi.
"Saya orangnya optimistis, tapi saat ini saya sama rasanya seperti Anda, kita benar-benar menjadi orang linglung, dari mana menarik persoalan ini," katanya.
Dia mengatakan Presiden muncul di hadapan publik di tengah persoalan KPK-Polri, tetapi kemunculannya yang hanya sebentar itu dipandang tidak jelas inti pembicaraannya.
"Muncul Presiden di televisi dua-tiga menit tapi tidak ngerti dia ngomong apa. Dia bilang, kamu (KPK-Polri) baik-baik ya, jangan gesekan, wis yang baik kerja apa itu," kata Effendi.
Effendi menekankan celah bagi pihak luar untuk menekan Jokowi cukup banyak. Namun, dia meminta seluruh pihak bisa memberi kesempatan bagi Jokowi untuk bekerja.
"Ini bagaikan sebuah turbulence dalam pesawat, mudah-mudahan satu bulan ke depan bisa clear weather. Tapi, akan ada turbulence kedua yakni jika APBNP 2015 tidak bisa disahkan, maka pemerintahan bisa game over," katanya. (Bisnis.com)
BACA JUGA:
APEL AMERIKA MENGANDUNG BAKTERI: Impor Apel Mengandung Listeria Disetop
KPK VS POLRI: Menteri Tedjo Didesak Minta Maaf