Kabar24.com, JAKARTA— Presiden Jokowi, dalam wawancara khusus dengan Majalah Tempo, mengungkap kinerja kabinetnya.
Dengan rambut belah samping dan sedikit berantakan, Jokowi mengambil tempat duduk di ujung meja di salah satu ruangan Istana Merdeka, Jakarta.
Dia melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai: berbicara tentang kisruh pengangkatan Kapolri, tekanan partai, dan Megawati Soekarnoputri.
Meski tidak terdengar marah, dalam wawancara satu jam itu, dia menyuarakan ketidaksabarannya atas situasi kisruh yang dihadapinya.
"Ini persoalan yang mudah, tapi menjadi sulit," ujarnya.
Berikut kutipan wawancara yang berlangsung Jumat, 30 Januari 2015, Tempo menemui Jokowi.
Anda puas dengan kinerja 34 menteri dalam kabinet?
Seperti dalam barisan, ada yang sudah bergerak cepat di depan, tapi ada yang kelihatan masih di tengah. Juga ada yang masih di belakang. Kalau memang (pekerjaannya) betul-betul sulit, ya, mau bagaimana lagi?
Dalam barisan itu, Kementerian apa yang tertinggal?
Baru dinilai kok disuruh sebut. Saya kira Anda sudah tahulah. Saya kira menteri-menteri saya juga sudah tahu, mana yang harus dipacu untuk bergerak lebih cepat kan kelihatan.
Berapa lama Anda kasih target konsolidasi organisasi ini selesai? Satu tahun?
Ndak… ndak… ndak..., kelamaan. Saya kan hanya diberi waktu lima tahun. Harus cepat, lho.
Kalau kurang dari satu tahun, berarti berapa lama?
Bisa saja 4-6 bulan.
Kriteria menteri yang Anda harapkan bagaimana?
Kita perlu menteri yang berani memutuskan, merombak, dan melakukan terobosan.
Bagaimana dengan pernyataan kontroversial dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, yang menyebut rakyat tak jelas? Apakah ini contoh menteri yang tidak Anda inginkan?
Begini. Bukan masalah gaya saya atau cara saya ya, tapi kan kita ingin kerja cepat. Kemudian sistemnya mendukung, itu yang kadang-kadang harus dibenahi.
Anda yakin 34 menteri ini adalah pilihan yang terbaik?
Saat itu iya.
Kami dengar hanya 40 persen dari jumlah menteri yang sesuai dengan keinginan Anda pada saat itu? Selebihnya adalah keinginan partai.
Siapa yang bilang? Saya mau tanya, yang dari partai itu berapa? Kok, malah dibalik-balik.
Menteri dari partai kabarnya tidak perform, ya?
Enggak, menteri dari partai banyak juga yang baik. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo itu bagus.
Kalau Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani?
Pak Tjahjo Kumolo bagus (tertawa).