Kabar24.com, JAKARTA - Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz meninggal dunia Jumat 23 Januari 2015 dalam usia 90 tahun. Sejak awal Januari, boleh dibilang, Raja Abdullah hidup bergantung dengan alat.
Mahkamah Kerajaan Arab Saudi pada Jumat (2/1/2015) mengumumkan Raja Abdullah bin Abdulaziz dipasangi ventilator sementara karena menderita infeksi saluran pernapasan, tulis Saudi Press Agency seperti dikutip Antara.
Raja Abdullah dibawa ke King Abdulaziz Medical City of National Guard di ibu kota negeri itu, Riyad, untuk menjalani pemeriksaan medis.
Mahkamah tersebut di dalam satu pernyataan menyatakan bahwa Raja Abdullah dipasangi ventilator pada Jumat malam, demikian laporan Xinhua. Mahkamah pun mendoakan Raja Abdullah segera pulih.
Menurut berita yang disiarkan oleh stasiun televisi nasional Arab Saudi pada Jumat 23 Januari 2015, Raja Abdullah sudah beberapa bulan ini memang menurun kesehatannya. Pada Desember tahun lalu, Raja Abdullah melakukan serangkaian tes kesehatan. Pada Januari ini, dia harus menjalani operasi untuk menangani pneumonia.
Raja Abdullah lahir pada tahun 1923 dan mulai menempati singgasana kerajaan Arab Saudi pada 2005 setelah kakaknya, Raja Fahd, meninggal dunia.
Pada Mei 2013, Raja Abdullah dilaporkan secara klinis sudah meninggal dunia karena beberapa organ vitalnya termasuk hati, ginjal, dan paru telah berhenti berfungsi.
Sebelumnya, Raja Abdullah memang sudah tidak terlihat lagi tampil di depan publik. Bahkan, pada 2012 juga sudah muncul rumor bahwa Raja Arab Saudi itu sudah koma. Namun kabar tersebut dibantah oleh pihak kerajaan.
Saudara laki-lakinya, Pangeran Salman yang berusia 79 tahun akan menempati singgasana kerajaan.
Pangeran Salman sendiri dikabarkan tidak memiliki kondisi kesehatan yang baik. Bahkan ada yang menyebut, adik kandung Raja Abdullah yang berumur 79 tahun itu menderita Parkinson.
Meski begitu, Pangeran Salman sejak beberapa waktu lalu sudah berperan penting dalam pemerintahan kerajaan Arab Saudi. Dia menjabat Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan.
Sebelumnya, Pangeran Salman menjabat sebagai Gubernur Riyadh. Dia disebut-sebut aktif mendukung perlawanan terhadap agresi Uni Soviet di Afghanistan pada 1980-an. (Bisnis.com/Antara)