Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUKU BUNGA AS: Kubu Dovish Minta Normalisasi Moneter Tidak Buru-buru

Tiadanya tanda-tanda penguatan inflasi dan pertumbuhan tingkat upah yang belum menggembirakan menjadi amunisi andalan kubu dovish (propelonggaran) untuk membuat The Federal Reserve tetap mempertahankan rezim suku bunga rendah.
Janet Yellen /reuters
Janet Yellen /reuters

Bisnis.com, BOSTON - Tiadanya tanda-tanda penguatan inflasi dan pertumbuhan tingkat upah yang belum menggembirakan menjadi amunisi andalan kubu dovish (propelonggaran) untuk membuat The Federal Reserve tetap mempertahankan rezim suku bunga rendah.

Presiden the Fed Boston Eric Rosengren menyerang balik kubu hawkish (propengetatan) di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bahwa langkah normalisasi moneter yang terlalu terburu-buru akan memukul pasar tenaga kerja secara seketika.

Bahkan, Rosengren yang merupakan motor kelompok dovish meminta rekan-rekannya untuk tidak segan mempertahankan suku bunga acuan bank sentral sebesar 0-0,25% hingga beberapa tahun ke depan jika inflasi tetap tidak bergerak.

"Penting untuk menjaga pendekatan kebijakan the Fed agar tetap sabar dan tidak tergesa-gesa sampai kita yakin bahwa inflasi sanggup mencapai target sebesar 2%," ungkapnya dalam pertemuan tahunan American Economic Association, Senin (5/1/2015).

Sepekan terakhir, terjadi pertarungan opini yang cukup sengit di antara anggota Dewan Gubernur the Fed mengenai kapan dan berapa besaran penaikan pertama suku bunga acuan yang sejak akhir 2008 tidak beranjak naik tersebut.

Setelah Presiden the Fed Philadelphia Charles Plosser yang terkenal hawkish menyatakan suku bunga perlu mencapai level 1,1% pada paruh pertama 2015, giliran Presiden the Fed Cleveland Loretta Mester dari kubu centris atau swing yang melempar opini ke media bahwa fed funds rate bisa dinaikkan pada semester I/2015 apabila performa ekonomi domestik terus menguat.

Dalam keanggotaan Dewan Gubernur the Fed sepanjang tahun lalu, 10 pemilik suara terbelah menjadi 3 kubu yakni masing-masing 3 orang untuk kubu hawkish dan dovish serta 4 orang di kelompok centris/swing sebagai penyeimbang.

Sementara pada rapat bulanan FOMC terakhir 2014, Presiden the Fed Janet Yellen yang dikenal dovish mengatakan bank sentral baru akan menaikkan suku bunga acuan setelah 'beberapa pertemuan'.

Karena pernyataan Yellen tersebut, investor dan ekonom kemudian mencermati tiga pertemuan pertama FOMC pada 2015 yang dijadwalkan terselenggara pada 28 Januari, 18 Maret dan 29 April.

Rosengren menambahkan ketidakpastian situasi ekonomi domestik dan global pada 2015 menciptakan iklim yang tidak kondusif bagi FOMC untuk menyusun secara presisi waktu dan besaran penaikan suku bunga.

"Ketika pelaku pasar masih cemas mengenai apakah penaikan fed funds rate terjadi pada April, Juni atau Agustus, faktanya model-model matematis kami menunjukkan bahwa mundurnya [penaikan suku bunga acuan] selama beberapa bulan tidak membawa berpengaruh signifikan," ujarnya.

Berdasarkan data the Fed, hingga November 2014 inflasi inti Paman Sam hanya mencapai level 1,2% sedangkan inflasi bahan pangan dan energi 1,4%.

Dengan inflasi yang masih bertahan di level tersebut, kata Rosengren, justru yang saat ini harus diwaspadai bank sentral adalah terus meningkatnya risiko inflasi rendah, bukan terburu-buru mengerek fed funds rate.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper