Kabar24.com, TANGERANG—Direktur Afrika pada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Lasro Simbolon mengatakan negara-negara Afrika adalah kawasan yang menjanjikan untuk menjalin kerja sama perdagangan.
Dalam keterangan resmi Senin (22/12/2014) yang dikeluarkan oleh Universitas Budi Luhur, Lasro menjelaskan Afrika merupakan pasar yang tepat untuk ekspor barang Indonesia, pasalnya, produk Indonesia selama ini diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat Afrika.
“Afrika memiliki potensi ekonomi yang besar, dan secara umum negara-negara Afrika menghormati peran sejarah dan kepemimpinan Indonesia melalui prakarsa penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang menginspirasi kemerdekaan negara-negara Afrika,” ujarnya dalam kuliah umum Politik Luar Negeri RI dan Revitalisasi Diplomasi di Afrika, di Universitas Budi Luhur.
Menurutnya, diplomasi Indonesia membutuhkan diplomat-diplomat yang bisa menjadi inovator dalam menjalin hubungan dengan negara-negara Afrika. Dalam konvensi Wina 1961, lanjutnya, tugas diplomat ditetapkan mencakup representing, negotiating, protecting, reporting, dan promoting.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur Denik Iswardani Witarti menyatakan hubungan diplomasi Indonesia harus diperkuat dengan tenaga-tenaga diplomat yang handal.
“Dengan adanya kuliah umum ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa Universitas Budi Luhur mengenai praktik diplomasi khususnya di kawasan Afrika,” ujarnya.
Menurutnya, kuliah umum ini merupakan salah satu agenda laboratorium Hubungan Internasional untuk menghadirkan praktisi demi melihat dinamika diplomasi Indonesia.
Di akhir kuliah umum yang dihadiri oleh segenap civitas akademika, Lasro berharap agar para calon diplomat selanjutnya dapat mempersiapkan diri di masa depan.
Di menegaskan, kawasan Afrika merupakan kawasan yang menjanjikan, namun, publik dalam negeri masih mengasumsikan kawasan Afrika belum stabil, sehingga, kerjasama dan investasi ke kawasan tersebut masih dalam jumlah yang sangat sedikit.
“Oleh karena itu masih dibutuhkan diplomat-diplomat yang dapat mengubah pandangan publik di kawasan tersebut,” ungkapnya.
