Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan tugas bela negara ke depan semakin berat karena ancaman kedaulatan bangsa tidak hanya bersifat tetapi mengarah pada ancaman multidimensi.
Oleh sebab itu, tindakan menyelamatkan tanah air tidak hanya menjadi tugas instansi militer namun juga tanggung jawab warga negara Indonesia. Oleh karena itu Presiden menginstruksikan agar dibangun kembali pertahanan rakyat semesta.
"Saya ingin membangun keinsyafan bela negara tidak bergantung kekuatan militer semata tetapi kekuatan rakyat," kata Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno saat membacakan amanat Presiden pada upacara hari Bela Negara di kawasan Monas Jakarta, Jumat (19/12/2014).
Sistem pertahanan rakyat semesta, lanjut Tedjo, membuktikan negeri ini tetap tegak saat merebut kemerdekaan RI. Perlu diingat bahwa konstitusi tidak lahir dari ruang kosong.
Lembaran sejarah 19 Desember 1948 diprakarasi Syarifudin Prawiranegara dibentuk pemerintah darurat di Sumatra Barat. Eksistensi dan kelangsungan hidup negara Indonesia harus dijaga.
"Tugas bela negara sangat berat di depan mata, tapi semangat kesatuan kerja keras, tugas itu bisa kita pikul bersama," jelas Tedjo.