Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

POTRET KEMISKINAN: Kurang Gizi, Kakak & Adik Tak Mampu Berobat

Dua orang kakak beradik berusia dua dan satu tahun warga Kampung Pasir Panglay, Desa Hegarmanah, Kecamatan Bojong Pincung, Cianjur, Jabar, penderita gizi buruk terpaksa menjalani perawatan seadanya di rumah orang tuanya karena kesulitan ekonomi.
Bayi kurang gizi/merlin.org.uk
Bayi kurang gizi/merlin.org.uk

Kabar24.com, JAKARTA— Dua orang kakak beradik berusia dua dan satu tahun warga Kampung Pasir Panglay, Desa Hegarmanah, Kecamatan Bojong Pincung, Cianjur, Jabar, penderita gizi buruk terpaksa menjalani perawatan seadanya di rumah orang tuanya karena kesulitan ekonomi.

Meskipun kedua kakak beradik Baum Solihin,2, dan Fitri Agustiani,1, anak pasangan Soleh dan Mimin Mintarsih,36, sempat menjalani perawatan di rumah sakit, namun orangtuanya memutuskan untuk membawa kedua anaknya itu pulang karena dianggap tidak kunjung membaik.

"Setiap minggu berat badan anak kami terus menurun, kata dokter berat normal anak seusia mereka 11 kilogram, sedangkan anak kami hanya 6 kilogram. Sempat kami bawa ke rumah sakit, namun terbentur biaya dan tidak ada perkembangan terpaksa kami bawa pulang," kata Mimin di rumahnya, Rabu (16/12/2014).

Sebelum dibawa pulang, pihak rumah sakit meminta dirinya untuk membawa anaknya setiap minggu ke rumah sakit untuk memulihkan kembali kondisi kedua anaknya yang divonis mengidap gizi buruk itu, namun kesulitan ekonomo membuat oran tua kedua balita itu memilih merawat sendiri anaknya di rumah gubuk bambu berukuran 4X3 meter.

Pemulung

Selama ini, tutur dia, suaminya hanya bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan pas-pasan. Setiap hari hasil memulung hanya cukup untuk membeli beras untuk satu kali makan, sehingga untuk menambah gizi kedua anaknya itu, dia hanya mengandalkan belas kasihan tetangga.

"Bukan tidak mau membawa anak kami ke rumah sakit, namun kami terbentur biaya. Sedangkan kartu jaminan kesehatan, kami tidak punya dan tidak tahu bagaimana mengurusnya, kami hanya bisa pasrah," kata ibu dari 7 orang anak itu.

Dia berharap dapat membawa anaknya ke rumah sakit demi kesembuhan kedua anaknya itu, namun kartu jaminan kesehatan yang diberikan untuk warga tidak mampu hingga saat ini belum dia dapatkan.

"Sekalipun gratis, kami tidak punya persyaratan yang lengkap dan biaya untuk mengurusnya ke desa dan kecamatan yang sudah jelas butuh ongkos. Kami hanya ingin anak kami ini sehat seperti balita lainnya," katanya. (Kabar24.com)

BACA JUGA:

Universitas Mercu Buana Gelontorkan Uang untuk Lulusan Terbaik

Pilkada Serentak Mungkin Tahun 2016

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Editor
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper