Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: OPEC dan AS Bakal Terlibat Perang

Presiden OPEC Abdullah al-Badri menyatakan perang perebutan pasar yang terjadi antara produsen AS dan OPEC akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Bisnis.com, DUBAI -- OPEC memperkirakan akan terjadi perebutan pasar minyak dunia.

Sejauh ini, Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menyatakan tidak memiliki target harga minyak sekaligus meminta negara-negara Timur Tengah untuk terus berinvestasi dalam eksplorasi dan produksi.

Presiden OPEC Abdullah al-Badri menyatakan perang perebutan pasar yang terjadi antara produsen AS dan OPEC akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara, pada penutupan perdagangan pekan lalu harga sudah jatuh ke level terendah dalam 5 tahun terakhir.

Harga minyak mentah dunia, lanjutnya, memang telah melewati fundamental pasar. Namun, dia menambahkan produksi OPEC tidak akan dipangkas.

"OPEC berusaha menemukan harga yang sesuai, baik bagi produsen maupun konsumen," ungkapnya melalui penerjemah, Minggu (14/12/2014).

Dia mengelak spekulasi yang menyebutkan adanya perang harga terhadap produsen lain, seperti produsen minyak shale AS atau Rusia.

Sebelumnya, seperti dicatat Bloomberg, minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari 2015 turun sebanyak US$1,15 ke US$58,80 per barel dan Brent justru mendekati area psikologis baru di kisaran US$62,90 per barel.

"Jelas sudah perang yang dimulai oleh Arab Saudi [dengan memperpanjang waktu diskon] tidak akan berhenti. Harga akan terus melorot. Saat ini sudah di bawah US$60 per barel, level baru ada di kisaran US$58 [per barel]," ungkap Phil Flynn, analis senior Price Futures Group di Chicago, Jumat (12/12).

International Energy Agency (IEA) mencatat permintaan minyak mentah negara-negara OPEC akan melorot hingga 300.000 barel per hari (bph) menjadi 28,9 juta bph pada 2015 atau terendah sejak 2003.

Sementara, survei Bloomberg awal pekan ini menunjukkan 12 anggota OPEC tetap memproduksi hingga 30,56 juta bph pada November 2014.

Mohammad Sadegh Memarian, Analis Pasar Minyak Kementerian Minyak Iran, sebelumnya mengungkapkan besar kemungkinan harga minyak dunia akan anjlok hingga ke kisaran US$40 per barel jika semua anggota OPEC terlibat dalam perang ini.

Iran sendiri tercatat sebagai produsen terbesar kelima di organisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper