Bisnis.com, SURABAYA - Prime Royal Boutique Hotel Surabaya berencana melakukan rebranding produk kamar dan food and beverage (F and B) pada tahun depan untuk mendongkrak okupansi di tengah persaingan bisnis hotel di Surabaya yang semakin ketat.
Tahir Aldjufri , Corporate Director Prime Royal Boutique, mengakui okupansi Prime Royal tahun ini turun dan hanya mampu mencapai 70%. Dibandingkan 2013, tingkat okupansi bisa mencapai 85%.
“Kami optimistis tahun depan bisa mencapai target okupansi 85%. Kami akan meningkatkan strategi marketing yang kreatif melalui rebranding produk-produk yang kami tawarkan,” jelasnya di Surabaya, Selasa (9/12/2014)
General Manager Prime Royal Boutique Eko Sujianto menjelaskan rebranding salah satunya akan dilakukan pada kamar dengan tarif standard rate yakni kamar superior dan deluxe tetapi dengan harga yakni sama yakni Rp450.000.
“Kemudian front office yang biasanya berfungsi sebagai tempat reservasi, nantinya tidak akan ada lagi karena tamu yang datang akan dipersilahkan langsung duduk di lobi dengan menikmati welcome drink dan proses check in akan langsung ditangani oleh petugas reservasi,” jelasnya.
Sementara itu untuk produk F and B akan lebih banyak menyuguhkan menu tradisional yang selama ini dianggap tidak umum disajikan di hotel.
“Meski tradisional tapi standard higienis hotel akan tetap kami perhatikan,” imbuhnya.
Rebranding produk kuliner hotel Prime Royal juga perlu dilakukan, karena selama ini F and B memberikan kontribusi pendapatan yang cukup yakni 30% dari total pendapatan hotel.
“Kami berharap tahun depan okupansi dan F and B bisa terdongkrak,” imbuhnya.
Dongkrak Okupansi, Prime Royal Rebranding Produk
Prime Royal Boutique Hotel Surabaya berencana melakukan rebranding produk kamar dan food and beverage (F and B) pada tahun depan untuk mendongkrak okupansi di tengah persaingan bisnis hotel di Surabaya yang semakin ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 menit yang lalu
Korupsi CSR BI, KPK Periksa Erwin Haryono dan Hery Indratno
1 jam yang lalu