Bisnis.com, MALANG--Mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, yang tergabung dalam tim Semicolon berhasil membuat sebuah perangkat yang dinamakan Smart Monitoring Manula.
Tiga mahasiswa yang tergabung dalam tim Semicolon tersebut adalah Ibnu Wasis, Virgieovilia Averinzha dan Nanda Ainal Yakin. Mereka adalah mahasiswa sistem komputer angkatan 2011.
Menurut Virgieovilia Averinzha, perangkat Smart Monitoring Manula adalah teknologi yang menggabungkan pemanfaatan perangkat keras dan perangkat lunak untuk melakukan pengawasan pada para manula dari jarak jauh khususnya saat manula terjatuh.
“Manula yang menjadi bagian dari masyarakat dan keluarga tentunya membutuhkan perlakuan khusus menyusul keterbatasan kondisi fisik
yang dimilikinya,” kata Virgieovilia, Senin (8/12/2014).
Hanya saja, seringkali baik keluarga maupun masyarakat sekitar tidak dapat selalu memberikan perhatian khusus pada manula dikarenakan kesibukan keseharian dari masing-masing individu.
Hal tersebut tidak jarang mengakibatkan anggota keluarga menjadi khawatir dan tidak tenang saat meninggalkan manula sendirian. Karena alasan itulah akhirnya ketiganya membuat Smart Monitoring Manula.
“Dari data penelitian Tinetti (1992), sekitar 30% manula dengan umur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya,” jelasnya..
Ada banyak faktor yang mempengaruhi manula terjatuh antara lain kondisi fisik dan adanya penyakit neuropsikiatri seperti stroke dan parkinson, penurunan fungsi keseimbangan dan perubahan neuromuscular seperti berkurangnya masa otot dan kekakuan jaringan penghubung.
Perangkat keras yang digunakan pada Smart Monitoring Manula terdiri atas alat sensor pergerakan tubuh manula yang dirancang dalam bentuk ikat pinggang dan box mikrokontroller.
“Sementara perangkat lunak (software) dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone yang dapat bekerja pada mobile device berteknologi android,” ujarnya. Cara kerja perangkat ini dengan mendeteksi pergerakan tubuh manula menggunakan sensor accelerometer dan sensor gyroscope yang dipasangkan pada manula dalam bentuk ikat pinggang.
Jika sensor tersebut mendeteksi pergerakan yang menunjukkan tanda-tanda manula terjatuh maka modul RF yang juga disematkan pada ikat pinggang bersama sensor akan mengirimkan informasi ke mikrokontroller.
“Kemudian Mikrokontroller akan mengirim data secara serial ke komputer yang berfungsi sebagai server. Selanjutnya data peringatan tersebut akan dikirimkan secara online ke aplikasi smartphone dari kerabat manula tersebut,” tambah dia.
Dosen pembibing tim Semicolon, Agung Setia Budi, mengatakan selain fungsi notifikasi, aplikasi smartphone Smart Monitoring Manula juga
dilengkapi fitur pendukung lainnya yang semakin memudahkan pengguna dalam memberikan pertolongan pertama pada kerabat manulanya yang terjatuh.
Fitur tersebut antara lain telepon UGD dan fitur telepon tetangga yang telah diisikan data nomor telepon rumah sakit dan tetangga terdekat untuk dapat diminta memberikan pertolongan segera pada manula.
“Perangkat Smart Monitoring Manula ini telah mendapatkan penghargaan medali perunggu pada kategori Piranti Cerdas Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 7 Tahun 2014 baru lalu,” paparnya.