Bisnis.com, KUPANG - Ibu rumah tangga tercatat sebagai kelompok tertinggi pengidap HIV/AIDS di Kota Kupang, NTT dengan capaian 15% dari total jumlah pengidap yang mencapai 646 orang.
Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Kota Kupang Hermanus Man mengatakan pengidap HIV ada 481 orang, sedangkan penderita AIDS sebanyak 165 orang.
Menurut dia, tingginya pengidap HIV/AIDS di Kota Kupang, khususnya pada kelompok ibu rumah tangga, akan mengancam generasi-generasi berikutnya, karena kemungkinan akan tertular pada bayi yang akan dilahirkannya.
“Karena itulah, pemerintah, sudah bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk bisa secara bersama, memberangus setiap aktivitas yang berdampak kepada risiko penyebaran virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia itu,” ujarnya, Jumat (5/12/2014).
Pengidap HIV/AIDS mayoritas berusia antara 20—35 tahun. “Itu sebabnya, sosialisasi dilakukan di sekolah-sekolah, kelurahan, kelompok risiko dan di organisasi-organisasi kemasyarakatan," katanya.
Sementara itu, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat hingga Agustus 2014, terdapat 3.041 warga di provinsi kepulauan itu yang positif terinfeksi HIV/AIDS.
“Jumlah ini merupakan akumulasi data yang tercatat sejak kasus HIV/AIDS muncul pertama di NTT pada 1997,” kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT, Gusti Brewon.
Menurut dia, dari jumlah warga yang terinfeksi itu, ibu rumah tangga 780 kasus, anak dibawah umur lima tahun 114 kasus dan sisanya adalah mereka yang rentang usia antara 20—39 tahun.
Untuk 2014 saja, kata dia, hingga Agustus 2014 tercatat sebanyak 196 warga yang positif terinfeksi.
"Data terbaru, terhitung mulai dari Januari 2014 sampai Agustus 2014, untuk yang terjangkit HIV sebanyak 92 orang, sementara yang positif AIDS 104 orang. Semua penderita tersebar di 22 Kabupaten dan Kota di Provinsi NTT," katanya.
Menurut Gusti, jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak yakni Kota Kupang 41 orang, disusul Kabupaten Belu sebanyak 33 orang dan Kabupaten Sikka 28 orang. Sementara itu, kabupaten lainnya jumlah penderitanya tidak lebih dari 20 orang.
Dia memperkirakan penderita HIV/AIDS masih bertambah banyak lagi karena sebagian besar kabupaten belum melaporkan secara rutin jumlah warga yang mengidap penyakit ini.