Bisnis.com, BUKITTINGGI—Pelemahan harga cruid palm oil (CPO) dan karet dunia ikut memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan III/2014.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Padang Mahmi Mahmudi menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sumbar hanya 5,8% pada triwulan tiga tahun ini, melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6%.
“Terus menurunnya hara komoditas CPO dan karet sebagai komoditas ekspor utama menyebabkan penurunan ekonomi Sumbar,” tulisnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Sabtu (29/11/2014).
Dia menjelaskan penurunan harga CPO juga berkaitan dengan menurunnya harga kedelai internasional, yang dapat diolah menjadi minyak nabati dan menjadi barang substitusi dari CPO.
Pelemahan harga juga diikuti menurunnya permintaan negara-negara tujuan ekspor akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
“Sementara investasi masih tumbuh terbatas seiring dengan perilaku wait and see pelaku usaha yang mencermati situasi politik,” ujarnya.
Mahdi menyebutkan perlambatan pertumbuhan juga dialami hampir semua provinsi di kawasan Sumatra bagian tengah, seperti Riau dan Jambi. Kedua provinsi itu ikut mengalami perlambatan akibat penurunah harga CPO dan karet.
Sementara Kepulauan Riau bisa tumbuh karena memfokuskan perekonomiannya pada sektor industri pengolahan yang tidak terdampak pelemahan CPO dan karet.