Bisnis.com, BANGKOK - Kinerja ekspor Thailand tahun ini kian memburuk setelah performa serupa terjadi pada tahun lalu, mengindikasikan pemerintahan yang kini dikuasai militer harus berupaya lebih baik menggenjot ekspor di penghujung 2014.
Padahal, eskpor merupakan sumber kehidupan utama Thailand dalam dua dekade terakhir, menyumbang hingga 70% terhadap total produk domestik bruto (PDB). Data bank sentral mencatat ekspor jatuh pada 6 dari 9 bulan pertama tahun ini.
Ekspor Thailand akan semakin tertinggal dari kinerja yang ditunjukkan negara-negara kawasan seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Teknologi kita sudah usang, dan banyak persoalan struktural lain yang belum dibenahi, ungkap ekonom Credit Suisse Group AG, Santitarn Satirathai, Senin (17/11/2014).
Santitarn menambahkan, jika ekpor Thailand tak kunjung menunjukkan kinerja baik, ke depannya akan sulit bagi negara tersebut untuk menarik investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI).
Sebelumnya, nilai ekspor Vietnam dan Filipina tidak pernah mampu melampaui Thailand. Namun ekspor kedua negara itu kian cemerlang, di saat Thailand harus terlebih dahulu menyelesaikan persoalan ketidakstabilan politik dalam negeri.
Adapun, selama 2002-2012 lalu ekspor Thailand tumbuh rata-rata 13% setiap tahun. Keterpurukan ekspor dinilai menjadi penyebab utama perlambatan ekonomi kuartal III yang tumbuh 0,6% (year-on-year), melambat dari kuartal sebelumnya 1,1% sekaligus lebih rendah dari estimasi ekonom 1,5%.