Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sultan Yogya Cermati Tantangan Bangsa di Era Global

Pasar bebas global, dibukanya keran investasi, ketergantungan bahan baku mentah terhadap pihak asing, serta kencangnya arus informasi dinilai sebagai tantangan yang perlu dicermati Indonesia di era globalisasi seperti saat ini.

Bisnis.com, YOGYAKARTA-- Pasar bebas global, dibukanya keran investasi, ketergantungan bahan baku mentah terhadap pihak asing, serta kencangnya arus informasi dinilai sebagai tantangan yang perlu dicermati Indonesia di era globalisasi seperti saat ini.

Hal itu dikemukakan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Saresehan Kebangsaan bersama ratusan anggota Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Bale Raos, Kraton Yogyakarta, Jogja, Rabu (12/11).

Sultan mengingatkan secara umum ada dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yakni tantangan eksternal dan internal.

Dari sisi eksternal, ujarnya, keran investasi asing yang dibuka lebar dan pasar bebas merupakan tantangan yang tidak dapat dianggap remeh.

Kemudian, lanjutnya, perkembangan teknologi informasi dan ketergantuan bahan baku mentah merupakan tantangan-tantangan baru dalam proses berbangsa dan bernegara.

"Dengan berkembangnya teknologi informasi di dunia ini, sekarang seolah tidak ada lagi batas-batas dalam bernegara. Bagaikan boderless, kejadian di seluruh dunia cepat sekali menjalar," ujarnya.

Oleh karena itu, ujarnya, mau tidak mau Indonesia harus waspada terhadap perkembangan dari luar yang dapat memengaruhi kondisi internal bangsa.

Sultan lebih khusus menyorot kencangnya arus informasi yang masuk dan dikonsumsi masyarakat Indonesia.

"Kita tidak akan bergerilya lagi, karena penjajahan yang terjadi bukan fisik, tapi lewat sistem informasi dan pasar global yang akan memengaruhi kondisi internal kita," ujarnya.

Menurut dia, bagaimanapun kencangnya arus globalisasi, setiap informasi yang masuk selayaknya disaring terlebih dahulu sehingga Indonesia tidak terjebak menjadi bangsa yang tertutup.

"Dipilah, mana yang baik dan mana yang tidak baik," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper