Bisnis.com, NEW DELHI – Untuk pertama kalinya sejak terpilih Mei lalu, Perdana Meentri India Narendra Modi melakukan perombakan terhadap kabinet yang dipimpinnya. Upaya ini dilakukan Modi untuk membentuk tim yang lebih solid sehingga mempercepat proses pemulihan ekonomi.
Modi terdesak untuk segera menggeliatkan pertumbuhan India terutama dengan menarik minat investasi. Sebelum masa pemerintahannya, para investor kabur dari India karena menilai kurangnya komitmen pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur dan birokrasi yang berbelit-belit.
Keputusan Modi ini disambut baik oleh pada analis, menurut Direktur Kejriwal Research and Investment Pvt, Arun Kejriwal, Modi memang harus meletakkan tokoh-tokoh kunci dalam kabinetnya.
“Dengan peletakan tokoh-tokoh yang sesuai ke dalam kabinet, diharapkan proses reformasi Modi akan segera meroket. Performa pemerintahannya akan lebih baik,” ungkap kejriwal di New Delhi, Senin (10/11).
Salah satu tokoh yang posisinya diganti oleh Modi yaitu Manohar Parrikar yang menjadi Menteri Pertahanan. Parrikar yang merupakan lulusan Indian Institute of Technology itu sebelumnya merupakan Kepala Parlemen wilayah Goa.
Modi menilai bahwa ia membutuhkan sosok Menhan yang mumpuni mengingat negara itu memiliki sejumlah konflik dengan negara-negara lain di kawasan. Mosi juga sebelumnya menaikkan belanja pertahanan 12% menjadi 2,3 triliun rupee atau setara US$37 miliar.
Dengan ditetapkannya Parrikar sebagai Menhan, Menteri Keuangan Arun Jaitley yang sebelumnya juga mengurusi bidang pertahanan, diharapkan dapat lebih fokus mengelola keuangan negara.
Adapun Suresh Prabu yang sebelumnya merupakan penasihat ekonomi Modi, ditetapkan menjadi Kementerian Perhubungan. Menteri Perhubungan sebelumnya, D Sadananda Gowda ditugaskan untuk menjadi Menteri Hukum.