Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Minta Wacana FTAAP Dibentuk di Luar APEC

Pemerintah Indonesia meminta pimpinan Tiongkok untuk menempatkan rencana pembentukan Free Trade Agreement of Asia Pacific (FTAAP) di luar konteks APEC, agar tidak merusak konstelasi perdagangan bebas yang sudah ada di kawasan.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, BEIJING—Pemerintah Indonesia meminta pimpinan Tiongkok untuk menempatkan rencana pembentukan Free Trade Agreement of Asia Pacific (FTAAP) di luar konteks APEC, agar tidak merusak konstelasi perdagangan bebas yang sudah ada di kawasan.

Meski demikian, RI belum juga membulatkan pernyataan terkait sikapnya menanggapi ide ambisius Negeri Panda yang digulirkan sebagai agenda utama APEC 2014 tersebut. Padahal, beberapa negara seperti Jepang dan Amerika Serikat sudah menunjukkan sikap kontra.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan Indonesia sudah memberi catatan kepada China agar wacana FTAAP menguntungkan semua anggota APEC.

“Kami minta agar rencana FTAAP ini dilakukan di luar APEC supaya tidak bersinggungan dengan empat pilar APEC. Mayoritas ekonomi [APEC] sudah bisa menerima, dan dalam waktu secepatnya akan dibentuk cetak birunya,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (9/11).

Menurutnya, posisi APEC hanya sebagai inkubator dan pemberi masukan intelektual bagi substansi FTAAP. “Indonesia menjadi anggota Gugua Tugas Pengkaji guna memastikan seluruh kepentingan nasional kita terwakili dalam kajian FTAAP.”

Untuk diketahui, pembentukan FTAAP—yang mulai didengungkan sejak 2006—merupakan salah satu dari tiga isu paling krusial selama perhelatan APEC tahun ini. Dua agenda lain yang menjadi titik tekan, kata Bachrul, adalah rantai nilai global dan konektivitas.

Sementara itu, beberapa negara khawatir wacana besar Tiongkok tersebut akan mendistorsi bermacam-macam perundingan yang sedang dan telah berjalan di sela-sela APEC, termasuk negosiasi TPP dan RCEP yang saat ini sedang mengalami fase impasse.

Direktur APEC Kemendag Deny W. Kurnia menuturkan RI belum menentukan sikap setuju atau tidak tentang wacana FTAAP, tapi telah memberi catatan-catatan yang akan menjadi annex untuk deklarasi para kepala ekonomi di APEC Leaders Week awal pekan ini.

Dia menilai digulirkannya isu terkait pembentukan FTAAP adalah cara Negeri Tirai Bambu dalam menunjukkan kekuatannya sebagai tuan rumah APEC 2014. Di samping itu, secara ekonomi China sudah lebih dari siap untuk bertarung dalam perdagangan bebas.

“Selain itu, China ingin supaya mereka tidak dikucilkan dalam perundingan free trade agreement [FTA] di kawasan, karena mereka tidak diajak di dalam negosiasi TPP. Jadi ini menjadi semacam tekanan bagi AS.”

Meskipun saat ini Tiongkok sudah tergabung dalam negosiasi RCEP, negara tersebut berambisi menggabungkan kekuatan RCEP dan TPP, karena dengan demikian kapasitas ekonomi gabungan kedua kubu FTA tersebut akan mendominasi 54% dari total PDB dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper