Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JABAR: PDRB Capai Rp312,35 Triliun

Berdasarkan besaran produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2014, PDRB Jabar mencapai Rp312,35 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp104,17 triliun.
Ilustrasi/dispendabonekab.blogspot.com
Ilustrasi/dispendabonekab.blogspot.com

Bisnis.com, BANDUNG--Badan Pusat Statistik Jawa Barat merilis data perekonomian Jabar.

Berdasarkan besaran produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2014, PDRB Jabar mencapai Rp312,35 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp104,17 triliun.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jabar Ade Rika Agus mengatakan pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan III/2014 dibandingkan dengan triwulan II/2014 yang diukur dari kenaikan PDRB atas harga konstan meningkat sebesar 2,32%.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan tersebut didukung oleh hampir semua sektor kecuali dua sektor, yakni sektor industri pengolahan serta sektor listrik, gas, dan air bersih," katanya dalam konferensi pers, Rabu (5/11/2014).

Dia melanjutkan kedua sektor tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,02% untuk sektor industri pengolahan dan 0,21% untuk sektor listrik, gas, dan air bersih.

Secara year on year (y-on-y) atau pertumbuhan selama satu tahun, BPS mencatat PDRB Jabar mengalami pertumbuhan sebesar 5,61% pada triwulan III/2014 dibandingkan dengan triwulan III/2013, melebihi pertumbuhan nasional yang mencapai 5,1%.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan tersebut didukung oleh semua sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,06%," ujarnya.

Dari sisi penggunaan, dia mengurai pertumbuhan ekonomi Jabar didukung oleh pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 17,85%, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga nonprofit sebesar 1,78%.

"Jadi memang sektor konsumsi ini baik itu konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga cukup memberikan kontribusi dan jika digabung menjadi yang terbesar," tuturnya.

Adapun komponen pembentukan modal tetap bruto mencapai 1,66%, komponen ekspor barang dan jasa sebesar 1,51%.

"Selain itu penurunan komponen impor sebesar 4,16% juga merupakan faktor pendukung bagi pertumbuhan ekonomi," sebut Rika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper