Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia memperkirakan sektor perhotelan dan restoran bakal memberikan kontribusi tertinggi dalam kegiatan perekonomian di Sulsel pada kuartal keempat tahun ini.
Menurut Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua Suhaedi, peningkatan pangsa pasar dan ketersediaan kamar seiring dengan gencarnya ekspansi pembangunan hotel berbintang di Makassar, memicu sektor perhotelan dan restoran semakin bergairah pada kuartal terakhir 2014.
Secara rinci, kontribusi sektor perhotelan dan restoran pada kuartal IV/2014 diestimasi bakal mencapai 8,32%, lebih tinggi dibandingkan dengan sektor keuangan 6,89% maupun sektor pertanian yang hanya 3,55%.
"Optimisme para pelaku usaha juga terus meningkat terlebih permintaan yang memang semakin kuat. Secara sektoral, perhotelan dan restoran akan memberikan kontribusi terbesar di kuartal keempat," katanya, Minggu (2/11/2014).
Estimasi tersebut didasarkan pada hasil survei yang dilakukan bank sentral terhadap pelaku usaha di Sulsel terkhusus di Makasar di mana kecenderungan peningkatan kegiatan usaha terlihat dari nilai saldo tertimbang bersih (SBT) yang tumbuh hingga 26,49% secara kuartalan.
Secara umum, kata Suhaedi, pertumbuhan kegiatan usaha di Sulsel juga terlihat dari penyaluran kredit produktif dari perbankan yang mencapai 7,84% dalam hingga kuartal III/2014.
Berdasarkan data bank sentral, nilai kredit produktif yang disalurkan perbankan Sulsel pada periode tersebut mencapai Rp49,72 triliun, di mana kredit modal kerja sebesar Rp31,69 triliun dan kredit investasi Rp18,03 triliun.
Pertumbuhan kinerja dunia usaha tersebut bakal memicu peningkatan penggunaan tenaga kerja pada kuartal IV/2014 yang diperkirakan bakal bergerak naik sebesar 1,64%.
Di sisi lain, lanjut Suhaedi, inflasi di Sulsel diperkirakan masih berada level yang cukup tinggi dalam kuartal IV/2014 seiring dengan tekanan harga yang masih cukup besar dalam peridoe tersebut.
Menurutnya, salah satu indikator utamanya adalah tren kenaikan harga properti yang terus berlanjut dengan rata-rata kenaikan 2,55% (qtq) serta permintaan sembako yang meningkat tajam menjelang kahir tahun.
"Apalagi adanya kenaikan harga bangunan, upah pekerja hingga biaya perizinan. Ini berdampak pada harga properti yang selanjutnya memperbesar tekanan inflasi, belum lagi harga bahan pokok dan lainnya yang meningkat," katanya.
Selain itu, harga sewa perkantoran maupun hotel berbintang di Makassar juga akan terus meningkat secara rerata mencapai 6,24% dan 0,89% pada kuartal IV/2014.