Bisnis.com, MANADO—Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk menekan defisit anggaran berpotensi mendongkrak inflasi tahun 2014 ke angka lebih tinggi.
Hasil quick survey Bank Indonesia terhadap pelaku usaha di Sulawesi Utara (Sulut) menyatakan sebagian besar (63% responden) akan menaikkan harga jual 10%-20% apabila terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut Luctor E Tapiheru memperkirakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp3.000 per liter akan memberikan sumbangan kenaikan inflasi Kota Manado sebesar 2,31%.
Dengan asumsi kebijakan berlaku di bulan November, maka inflasi Kota Manado di akhir tahun tahun ini diperkirakan mencapai 6,2±1% (year on year/yoy).
“Inflasi diperkirakan dapat menjadi lebih tinggi karena bertepatan juga dengan Natal dan Tahun Baru di mana terjadi tekanan permintaan yang cukup besar,” ujarnya, Kamis (30/10).
Mencermati hal tersebut, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meminimalkan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi Kota Manado.
Dia menjelaskan langkah pertama adalah meminimalisasi kenaikan tarif angkutan darat, yang merupakan wewenang pemerintah daerah.
Selanjutnya, perlu dipastikan ketersediaan BBM untuk menjaga kelancaran aktivitas perekonomian.
Di sisi lain, upaya pengendalian tekanan inflasi yang berasal dari non-BBM juga perlu terus dilakukan, antara lain melalui peningkatan produksi, memperlancar distribusi, mengelola waktu (timing) pasokan pangan, dan membangun kerja sama antar daerah dalam penyediaan pangan strategis.
Harga BBM Naik, Inflasi Kota Manado Melonjak Tinggi
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk menekan defisit anggaran berpotensi mendongkrak inflasi tahun 2014 ke angka lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Herdiyan
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium