Bisnis.com, YOGYAKARTA--Museum Batik Yogyakarta berencana memperluas area museum serta membangun sebuah laboratorium pewarnaan alami khusus untuk mendukung pengembangan motif dan corak produksi batik.
Kepala Museum Batik Yogyakarta Suharyanto mengatakan pihaknya telah mempersiapkan lahan seluas 1.600 m persegi untuk keperluan perluasan area museum yang telah berdiri sejak 1978 tersebut.
Di salah satu area, pihaknya akan membangun laboratorium khusus untuk pewarnaan batik secara alami.
“Kami baru punya area untuk memamerkan koleksi, ruang untuk workshop dan belajar, serta ruang untuk souvenir. Belum punya laboratorium,” ujarnya saat mengantar Harian Jogja berkeliling museum seluas 500 meter persegi di Jl. Dr. Sutomo, Jogja, tersebut pada Rabu (29/10).
Namun demikian, dia mengakui hingga saat ini masih mencari dukungan dana untuk merealisasikan rencana pembangunan tersebut.
Yanto – panggilan akrab Suharyanto – mengemukakan pihaknya telah lama memulai proses pewarnaan alami terhadap batik.
Namun demikian, lanjutnya, teknik pewarnaan yang dilakukan masih terbatas. Beberapa bahan alami yang telah dimanfaatkan oleh pihaknya untuk pewarnaan antara lain teh, kulit manggis, dan kayu secang.
“Harapan saya, keberadaan lab kelak akan mendukung pengembangan bahan-bahan alami untuk pewarnaan batik,” ujarnya.
Selain membangun lab, pihaknya juga berencana membangun ruang pameran tambahan untuk mengakomodir batik-batik hasil karya para perajin kecil serta seniman batik di sekitar Yogyakarta.
“Rencana kami pada tahun depan adalah semakin berkiprah untuk memajukan batik. Ingin membangun lab, menyediakan ruang pameran untuk wadah para perajin batik kecil dan seniman, serta menggelar berbagai jenis lomba batik,” ujarnya.