Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wacana Penghentian Stimulus (Quantitative Easing) Mulai Ditentang

Petinggi Bank Sentral AS menyatakan jika program pembelian surat utang atau operasi stimulus semestinya dipertahankan demi menjaga perekonomian dan inflasi agar tetap stabil.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, WASHINGTON - Petinggi Bank Sentral AS menyatakan jika program pembelian surat utang atau operasi stimulus semestinya dipertahankan demi menjaga perekonomian dan inflasi agar tetap stabil.

Gubernur The Federal Reserve St. Louis James Bullard mendesak rekan-rekannya sesama di dewan gubernur untuk menunda penghentian program tersebut.

"Kita telah sepakat jika penghentian stimulus harus berdasarkan data," ungkapnya, Sabtu (18/10/2014).

Opini Bullard tersebut menimbulkan spekulasi dewan gubernur bank sentral masih kebingungan terhadap situasi perekonomian global.

Jika ekonomi global memburuk, otomatis inflasi AS akan melemah dan membawa ekonomi domestik ke level berbahaya.

Bullard yang menjadi aktor intelektual dari program quantitative easing (QE) AS ini adalah orang pertama yang menyerukan penundaan penghentian program.

Pada akhir bulan ini, Komite Pasar Bebas Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan bertemu untuk membahas penghentian QE.

Para ekonom menyambut positif pernyataan Bullard. Mark Vitner, Ekonom Senior Wells Fargo Securities LLC, menuturkan jika bank sentral harus benar-benar menyusun peta jalan yang cermat terkait QE dan penaikan suku bunga acuan.

"Saya kira Bullard tidak sendirian [soal penundaan pengehentian QE]. Bullard punya posisi yang sangat practical di the Fed. Dan perubahan pandangannya seringkali mencerminkan resiko keseimbangan ekonomi domestik," katanya.

Bullard menuturkan perhatian utamanya saat ini adalah inflasi yang masih 1,5% dan tak kunjung mengarah ke 2%. Level inflasi ini, paparnya, juga cenderung menurun pada masa depan.

"Ini harusnya menjadi pertimbangan penting bagi bank sentral. Dan untuk alasan itu saya kira sangat logis untuk merespons hal ini dengan menunda penghentian QE," terang Bullard.

Ekonom Senior Moody's Analytics Inc. Ryan Sweet menggarisbawahi jika ekspektasi angka inflasi saat ini harus diiringi oleh pengukuran yang konsisten.

"QE memang harus diteruskan jika pasar finansial masih goyah, jika ekonomi global terus menurun."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper