Bisnis.com, SEMARANG--Walau masih tahap rencana, proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di wilayah Batang sudah mendorong tumbuhnya industri perhotelan di Pekalongan.
Pemkot Pekalongan mengakui industri perhotelan di Kota Batik ini tumbuh pesat seiring dengan rencana pemerintah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di Asia berkapasitas 2 X 1.000 megawatt di Kabupaten Batang.
Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad memaparkan para investor tertarik mengembangkan bisnis perhotelan pasca keputusan pemerintah pusat bakal membangun PLTU di wilayah Batang, yang berdekatan dengan Pekalongan.
Dalam dua tahun terakhir, kata dia, terdapat delapan hotel berdiri berbarengan di Kota Pekalongan. Ke depan, lanjut Basyir, Pekalongan bakal dirancang sebagai kota tujuan wisata, bukan kota transit.
“Dampak positifnya [PLTU Batang], sektor jasa terutama perhotelan di sini tumbuh pesat,” kata dia kepada Bisnis, Selasa (14/10/2014).
Pelaku bisnis perhotelan yang mengembangkan usahanya di Kota Pekalongan antara lain Dafam Hotel, Aston, Hotel Sahid Mandarin, Horison, Namira, Santika dan lainnya.
Menurut Basyir, bertumbuhnya bisnis perhotelan menandakan investasi di sektor jasa dan perdagangan di wilayah ini tumbuh pesat.
Basyir menambahkan Pemkot telah melakukan upaya untuk meningkatkan okupansi hotel dengan penataan wisata di wilayahnya.
Wisata yang terus digenjot promosinya yakni wisata kampung batik dan wisata religi di pemakaman Sapura Pekalongan.
“Di Pekalongan juga sudah ada Museum Batik. Di sana tersedia beragam batik dari berbagai daerah. Tatkala tamu dari luar kota berkunjung bisa mendapatkan informasi banyak tentang batik Pekalongan,” tuturnya.
Managing Director Dafamland Wijaya Dahlan mengatakan perkembangan bisnis hotel di Pekalongan terlihat sejak 2011.
Dia mengklaim Dafam Hotel merupakan salah satu hotel berlantai delapan untuk kali pertama di wilayah ini.
“Saya lihat perkembangannya sejak adanya PLTU Batang,” paparnya.
Belakangan, kata Wijaya, banyak bermunculan industri baru di Jawa Tengah, yang dapat memacu pertumbuhan bisnis properti dan perhotelan.
Ketertarikan investor melirik Pekalongan, lanjutnya, lantaran biaya produksi lebih murah dibandingkan dengan wilayah Jabodetabek.
Menurutnya, Dafamland sendiri telah menyiapkan dana investasi untuk pembangunan properti di wilayah pantai utara Jawa Tengah sebesar Rp200 miliar.
Dana sebesar itu digunakan untuk properti di Pekalongan dengan segmen pasar kelas menengah atas dan pasar menengah, sementara di Semarang menyasar segmen menengah.
Proyek properti yang saat ini digarap yakni Gaia Residence Semarang, Gaia Residence Batang-Pekalongan dan Jetayu Residence Pekalongan.
Pihaknya membidik wilayah Pekalongan karena pertumbuhan ekonomi di wilayah ini cukup bagus.
“Dana sebesar itu untuk pengembangan properti di pantura,” katanya.
Wijaya menuturkan, Gaia Residence Semarang hadir dengan 153 unit dan satu unit supermarket perumahan yang berlokasi di Kedungmundu Raya Semarang ini berdiri di areal seluas 3,2 hektare.
Pada tahap awal, Gaia Residence Semarang akan dibangun 86 unit rumah dari total rencana 153 unit rumah. Adapun yang sudah terjual hingga Agustus mencapai 30 unit.
Gaia Residence menyasar segmen menengah atas dengan harga hunian yang ditawarkan mulai dari Rp600 jutaan. "Kami menyediakan tipe Athena 45/84 dan tipe Apollo 70/120," ujarnya.
Sementara itu, Gaia Residence Batang-Pekalongan telah lebih dulu memulai pembangunan, yakni pada 2013. Perumahan ini menghadirkan 30 unit rumah bergaya modern dengan tujuh unit ruko eksklusif yang berlokasi sangat strategis.
“Di Palembang kita akan bangun kondotel dan lifestyle mall di lokasi strategis, luasnya sekitar 600 m2," tambah Wijaya.