Bisnis.com, JAKARTA- Dua pejabat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menegaskan penaikan suku bunga acuan untuk pertama kalinya akan ditempuh paling lambat akhir semester pertama 2015.
Meskipun demikian, keduanya menolak menyebutkan kapan waktu persisnya penaikan tersebut.
"Dari proyeksi kami berdasarkan data-data terkini, pasar ingin penaikan suku bunga pada akhir paruh pertama tahun depan. Namun waktu persisnya belum dapat kami sampaikan," kata Wakil Presiden the Fed Stanley Fischer seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/10/2014).
The Fed sendiri mempertahankan tingkat bunga 0,25% sejak 2008, ketika krisis finansial subprime mortgage meledak dan merembet ke seluruh dunia.
Mengiringi langkah itu, Gubernur Fed Yellen dan jajarannya juga mengucurkan stimulus lebih dari US$4 triliun untuk mendongkrak ekonomi.
Fischer memberi tanda jika kebijakan ekonomi ketat akan berlangsung dalam rentang 2 hingga 12 bulan dari sekarang.
Kepala Fed San Francisco John Williams menggarisbawahi apa yang dikatakan oleh Fischer tentang waktu penaikan suku bunga sudah masuk akal. Namun, dia menegaskan semua kebijakan harus berdasarkan data.
"Jika ekonomi atau inflasi menguat lebih cepat dari estimasi, tentu (penaikan) suku bunga juga perlu dipercepat. Sampai sejauh ini, saya rasa apa yang dirasakan pasar dan kami [the Fed] masih selaras," ungkapnya.
Namun, pernyataan dua petinggi bank sentral itu mendapat tentangan dari koleganya. James Bullard, Kepala Fed St. Louis, mengatakan dirinya lebih suka penaikan suku bunga terjadi lebih cepat.
"Akan baik jika (penaikan suku bunga) terjadi lebih cepat, misalnya pada kuartal I (2015)."