Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cengkih di Sulut Beranjak Naik Lagi

Harga cengkih di Sulawesi Utara (Sulut) beranjak naik. Setelah sempat menyentuh titik terendah Rp131.000 per kg pada pertengahan September, harga komoditas unggulan daerah tersebut mencapai Rp133.000 pada pekan pertama Oktober 2014.
Cengkih/Bisnis
Cengkih/Bisnis

Bisnis.com, MANADO—Harga cengkih di Sulawesi Utara (Sulut) beranjak naik. Setelah sempat menyentuh titik terendah Rp131.000 per kg pada pertengahan September, harga komoditas unggulan daerah tersebut mencapai Rp133.000 pada pekan pertama Oktober 2014.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Hanny Wajong, mengatakan harga cengkih naik Rp500 per kg dibandingkan dengan akhir bulan lalu sebesar Rp132.500 per kg.

“Jelang akhir tahun, harga cengkih memang cukup baik, yakni berada di atas Rp100.000 per kg,” ujarnya, Rabu (8/10).

Sebagai informasi, harga cengkih sempat menyentuh titik tertinggi Rp153.000 per kg pada Juli lalu. Namun, harganya berangsur turun mulai Agustus, bahkan sempat menyentuh Rp131.000 per kg.

Menurutnya, harga cengkih yang cukup baik ini diharapkan memberikan manfaat dan nilai tambah yang lebih bagi petani, untuk mengembangkan pertanian dan usaha perkebunannya.

Pemerintah setempat akan terus memantau dan mengawasi pergerakan harga komoditas unggulan itu dan menyampaikannya kepada petani.

Sementara itu, petani cengkih asal Kabupaten Minahasa, Emon Monchi Sumual, meminta agar pemerintah lebih memperhatikan petani, sehingga saat panen raya harga tetap berada di posisi yang menguntungkan mereka.

“Jika ada panen raya, harga cengkih biasanya akan turun,” kata Emon.

Dia berharap pemerintah terus mengawasi perkembangan harga sehingga tidak akan ada pedagang yang memanfaatkan panen raya, dengan menurunkan harga seenaknya tanpa memikirkan nasib petani.

Selain dibutuhkan oleh industri di dalam negeri, komoditas cengkih Sulut juga sangat diminati oleh pasar internasional. Oleh karena itu, petani tidak perlu khawatir, karena pasar sangat terbuka lebar.

Saat panen raya, produksi cengkih di wilayah terebut mencapai sebanyak 15.000 ton hingga 20.000 ton.

Petani cengkih di Sulut sebelumnya mendesak pemerintah setempat untuk turun tangan guna mengantisipasi turunnya harga komoditas itu lebih dalam.

Setiap kali panen, harga cengkih di tangan pedagang otomatis perlahan-lahan turun sehingga petani tidak merasakan harga yang selayaknya.

“Kami harap kepada pemerintah untuk menahannya agar harga cengkih tidak anjlok,” kata petani asal Minahasa Selatan, Hence Polii.
Menurut Hence, stok yang dimilikinya sudah pasti langsung dijual karena takut harga cengkih kering semakin merosot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper