Bisnis.com, BANGKOK -- Pemerintahan Thailand yang kini dipimpin oleh pihak militer telah menyetujui pengajuan pengucuran stimulus sebesar 100 miliar baht, setara dengan US$3 miliar untuk mendongkrak perekonomian negara tersebut.
Informasi tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha di Bangkok, Rabu (1/10/2014). "Stimulus tersebut nantinya akan digunakan terutama untuk meningkatkan kinerja petani dan menciptakan lapangan kerja," kata Prayuth.
Seperti diketahui, sektor pertanian menjadi sasaran Prayuth yang menjabat sebagai PM Thailand sejak kerusuhan politik Mei lalu. Sektor pertanian dan pariwisata berperan besar pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Sektor pariwisata yang menyumbang 10% pada produk domestik bruto (PDB) negara itu sempat terluka akibat krisis politik. Per Agustus 2014, jumlah wisatawan telah jatuh 11,9% (year-on-year). Jumlah wisatawan sempat terperosok 24,4% pada Juni, saat krisis masih melanda.
Di hari yang sama, Kabinet Pemerintah Thailand menandatangani bujet negara sebesar US$11 miliar. Dengan nilai ini, Thailand berharap dapat mengembalikan pertumbuhan 4%-5% tahun mendatang.
Awal September lalu, Prayuth mengumumkan akan segera membentuk kabinet pemerintahan baru untuk mempercepat proses reformasi politik.
"Kita ingin orang-orang yang benar-benar dapat bekerja. Komite harus memilih dengan hati-hati dan transparan," ungkapnya.