Bisnis.com, BATU - Pemkot Batu, Jawa Timur, mendorong petani buah maupun sayur di wilayahnya untuk mengembangkan wisata petik dengan memanfaatkan kebun miliknya.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, mengatakan wisata petik yang ada saat ini belum banyak jumlahnya. Diantara wisata petik tersebut adalah petik strawbery di Pandanrejo, petik apel di Tulungrejo, serta petik sayur di Temas yang dikelola oleh desa.
“Petani yang memiliki kebun secara berkelompok bisa memanfaatkan lahan menjadi wisata petik sayur dan buah sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian,” kata Punjul, Senin (29/9/2014).
Potensi tersebut tidak terlepas dari banyaknya wisatawan yang datang ke Batu utamanya saat libur panjang. Dengan adanya wisata petik buah atau sayur, maka destinasi wisatawan yang datang menjadi lebih beragam.
Karena selama ini obyek wisata yang menjadi pilihan utama adalah wisata artificial (buatan). Pemkot sendiri memang mengembangkan konsep pariwisata yang mendukung pertanian.
“Dengan begitu konsep pariwisata yang dimiliki akan berbeda dengan kota lain karena dibangun untuk kesejahteraan warga khususnya petani,” jelas dia.
Melalui wisata petik, petani juga bisa meningkatkan nilai tambahnya. Jika buah apel hasil panen dibeli oleh tengkulak hanya Rp5.000 per kg, saat menjadi wisata petik bisa dijual ke konsumen (wisatawan) secara langsung Rp10.000 per kg.
Kondisi tersebut akan memberikan keuntungan kepada petani. Selain pendapatannya akan meningkatkan, potensi wisata yang ada di tiap desa di kota Batu juga akan terangkat. “Dengan banyaknya lokasi wisata petik di Batu maka akan beragam pula destinasi wisata yang ada. Dengan begitu wisatawan yang datang ke Batu tidak gampang bosan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kota Batu, Budi Santoso, mengatakan pihaknya saat ini memang tengah mengembangkan sejumlah obyek wisata yang ada dengan merangkul Perhutani.
“Wisata alam yang tengah dikembangkan itu dengan memanfaatkan lahan milik Perhutani seperti wisata air terjun coban Talun dan kawasan hutan Kungkuk,” tambah dia.
Apalagi pada 2015 mendatang setiap desa di kota Batu akan mendapatkan dana sebesar Rp2 miliar. Dana tersebut berasal dari APBN sebesar Rp1,5 miliar dan alokasi dana desa dari APBD Rp500 juta.