Bisnis.com, PEKANBARU - Pada triwulan ketiga 2014 empat hotel di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau "gulung tikar" dan akan dijual yakni Hotel Bunda, Hotel Asean, Hotel Taskurun dan Hotel Gemini disebabkan oleh persaingan tarif yang ketat di antara sesama hotel sejenis.
"Pemilik hotel yang sudah eksis tidak mampu mengikuti keinginan konsumen terhadap kualitas kamar serta fasilitasnya, sementara hotel baru muncul dengan fasilitas lebih baik dari hotel lama dengan harga yang sama dan konsumen lebih memilihnya," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau Ondi Sukmara di Pekanbaru, Minggu (28/9/2014).
Menurutnya, persaingan harga kamar tidak lagi bisa dihindari karena ketersediaan kamar sudah kelebihan penawaran sementara tamu yang berkunjung belum menunjukan peningkatan yang signifikan.
Selain itu hotel memerlukan biaya yang cukup besar untuk operasional seperti biaya listrik, pajak, gaji karyawan, perawatan kamar, fasilitas hotel dan lainnya.
"Tingkat hunian hotel di Pekanbaru itu 50% diisi oleh kegiatan pemerintah, jika pun ada yang terisi dengan adanya tamu hotel itu hanya hotel bintang empat yang memang telah memiliki tamu tetap, jadi akan ada persaingan harga diantara hotel bintang dua dan tiga untuk mendapatkan tamu hotel," ujarnya.
Dia menambahkan tingkat hunian hotel pada triwulan ketiga ini mencapai 67%, pada akhir pekan bisa mencapai 70% dan ini sudah maksimal, kondisi ini berpotensi untuk turun lagi menjelang akhir tahun jika tidak ada kegiatan pemerintahan.
"Hotel bintang dua dan tiga mampu bertahan karena adanya kegiatan pemerintahan seperti kegiatan pelatihan dan seminar. Jika pada Oktober, November dan Desember tidak ada kegiatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah kota Pekanbaru maka otomatis berpengaruh signifikan pada tingkat hunian hotel," tambahnya.
Dia menjelaskan rendahnya tingkat hunian hotel di Pekanbaru dan Riau secara umum karena tidak adanya daya tarik pariwisata yang bisa mendatangkan wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Jika pun ada tamu hotel itu hanya untuk urusan bisnis yang menginap 1-2 hari.
"Tidak ada daya tarik wisata untuk wisatawan datang ke Pekanbaru, kota ini memang kita akui bersih tapi potensi wisatanya apa yang bisa kita berikan pada tamu hotel tidak ada, begitu juga di kabupaten kota jarak tempuh jauh sampai disana dan tidak tau apa yang bisa dilihat," katanya.
Harga kamar hotel di Pekanbaru dinilainya merupakan paling murah dibandingkan ibu kota provinsi yang ada di Pulau Sumatera, namun karena tidak adanya daya tarik wisata, kota Pekanbaru tidak menjadi pilihan wisatawan untuk berkunjung.
"Dibanding harga kamar hotel Padang, Medan, Palembang bahkan Batam kita yang paling murah, namun tidak berarti apa-apa karena tamu atau wisatawan itu melihat apa objek wisata dari kota tujuan, itu yang belum kita miliki. Kalau kita serius Sungai Siak dan area PLTA Koto Panjang bisa dijadikan tempat wisata air namun ini yang belum ada realisasinya," ujar Ondi.