Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat meluncurkn serangan udara dan misil dengan aliansi Arab di Suriah untuk pertama kalinya pada hari ini, Selasa (23/9/2014).
Serangan itu menewaskan belasan pejuang ISIS dan anggota dari grup yang terafiliasi dengan Al Qaeda, aksi ini sekaligus memunculkan perang baru dengan Timur Tengah. Demikian dilaporkan Reuters dalam lamannya hari ini.
“Saya dapat katakan bahwa tentara AS dan partnernya sedang menjalankan aksi militer melawan teroris [ISIS] di Suriah menggunakan misil darat Tomahawk, pengeboman dan pejuang,” kata John Kirby, Sekretaris Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Komando Pusat AS mengatakan bahwa Bahrain, Yordania, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah mendukung serangan ataupun ikut serta dalam serangan yang menargetkan ISIS.
Reuters melansir bahwa Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang memonitor perang di Suriah, mengatakan sedikitnya 20 pejuang ISIS tewas dalam serangan yang melanda sedikitnya 50 sasaran di Raqqa dan Deir al-Zor provinsi di timur Suriah.
Dikatakan serangan yang juga menargetkan Nusra Front, di provinsi utara Aleppo dan Idlib, menewaskan sedikitnya 30 pejuang dan delapan warga sipil. The Nusra Front adalah bagian resmi dari Al-Qaeda di Suriah dan saingan ISIS.
Serangan udara memenuhi janji Presiden Barack Obama untuk menyerang Suriah untuk melawan pergerakan ISIS, sebuah kelompok Muslim Sunni yang telah menyita sejumlah bagian Suriah dan Irak, memaksakan interpretasi abad pertengahan Islam, menyembelih tahanan dan memerintahkan Syiah dan non-Muslim untuk berubah menjadi Sunni atau mati.