Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nelayan Dukung PLTU Batang

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Batang menegaskan pembangunan megaproyek PLTU berkapasitas 2 X 1.000 megawatt (MW) di Batang tidak mengganggu produksi perikanan di wilayah tersebut.

Bisnis.com, SEMARANG—Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Batang menegaskan pembangunan megaproyek PLTU berkapasitas 2 X 1.000 megawatt (MW) di Batang tidak mengganggu produksi perikanan di wilayah tersebut.

Ketua DPC HSNI Batang Suwartono menerangkan sebagian besar nelayan Batang mendukung upaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Menurutnya, proyek tersebut justru mendatangkan berkah bagi masyarakat sekitar pada umumnya.

Dia menampik tegas pernyataan sekelompok orang yang menilai proyek tersebut dapat mengancam perairan laut dan mengurangi hasil tangkap ikan laut.

“Itu bohong. Mereka tidak dimengerti bahwa PLTU justru dapat mendatangkan anugerah lebih besar dari nelayan,” kata Suwartono kepada Bisnis, Senin (22/9/2014).

Dia memaparkan sosialisasi terhadap para nelayan atas proyek itu sudah dilakukan beberapa kali. Alhasil, sebagian besar para nelayan mendukung penuh atas mega proyek yang menelan biaya sekitar US$4 miliar.

Suwartono mengakui ada beberapa masyarakat yang belum menyepakati proyek tersebut. Namun hal itu, katanya, tidak mewakili nelayan dan masyarakat Batang pada umumnya.

“[Yang menolak] Itu dipengaruhi dari luar. Dan kami paham adanya pro dan kontra atas proyek ini. Namun kami HSNI mendukung penuh,” ujar dia.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Batang Ahmad Taufiq menambahkan pihaknya dua hari lalu melakukan studi banding terhadap proyek pembangkit listrik di Jepara.

Dari keterangan masyarakat sekitar, katanya, dampak pembangkit listrik sangat kecil terhadap hasil produksi perikanan.

“Bahkan nelayan di sana mendapatkan ikan yang tidak didapat sebelumnya. Hal inilah yang kami harapkan terjadi di Batang,” kata Taufiq.

Dia mengakui setiap rencana pembangunan pembangkit listrik, kata dia, pasti ada penolakan warga.

Hal itu wajar terjadi di setiap pembangunan pembangkit listrik baru karena masyarakat belum menyadari dampak positif di belakang hari.

Namun setelah proyek itu dibangun, kata dia, masyarakat baru merasakan dampak positif baik dari ketersedian lapangan pekerjaan baru.

“Di Jepara juga seperti itu. Awalnya menolak keras, setelah dibangun dan program corporate social responsibility (CSR) berjalan lancar, masyarakat menyambut gembira,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper