Bisnis.com, JAKARTA—Para pejabat tinggi keuangan negara Kelompok 20 (G-20) menyatakan bahwa penurunan tingkat bunga akan memicu risiko pasar keuangan, sedangkan negara maju mengandalkan stimulus sehingga menciptakan pertumbuhan yang tidak merata.
“Kami sangat memperhatikan potensi risiko pasar keuangan yang berlebihan, terutama dalam lingkungan tingkat bunga rendah serta guncangan harga aset yang rendah,” ujar sejumlah pejabat G-20 dalam satu komunike bersama di Cairns, Australia sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (22/9/2014).
Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa mereka menyambut baik kondisi ekonomi yang lebih kuat untuk sejumlah sektor penting meski pertumbuhan ekonomi global tidak merata.
Pernyataan itu mencerminkan pemulihan ekonomi global yang bermasalah sejak pertemuan G-20 di Sydney. Meski ekonomi AS dan Inggris mulai membaik dan pasar keuangan bergairah, risiko deflasi di Eropa dan kekhawatiran tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi China sebesar 7,5% terus menghantui.
“Sangat penting bahwa kita harus mengambil langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja,” ujar Menkeu Australia Joe Hockey yang menjadi tuan rumah setelah komunike tersebut dikeluarkan. Mereka mengatakan akan melakukan segala cara termasuk kebijakan fiskal dan moneter tambahan yang cocok.