Bisnis.com, DENPASAR- Rencana pembangunan storage liquefied natural gas (LNG) di kawasan Pelabuhan Benoa perlu ditinjau ulang karena dikhawatirkan menganggu kegiatan pariwisata, terlebih lagi jika sampai melakukan pengurukan dan mengusik hutan bakau.
Pengamat masalah pembangunan Bali Prof Gusti Bagus Wijaya Kusuma mengatakan Benoa merupakan pelabuhan pariwisata yang seharusnya terbebas dari lalu lintas barang.
“Kalau dilakukan dengan menimbun kawasan, maka ini yang harus diperhatikan secara tegas. Jangan sampai pula mengurangi kawasan konservasi hutan bakau,” katanya, Sabtu (20/9/2014)
Wijaya mengatakan hal itu ketika dimintai komentar tentang rencana pembangunan storage LNG yang saat ini tinggal menunggu rekomendasi penggunaan lahan.
Akhir pekan lalu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menemui Walikota Denpasar IB Rai Dharma Wijaya Mantra untuk membicarakan rencana proyek yang melibatkan Pelindo, Pertagas, Pertamina, Indonesia Power, PLN, dan Kementerian ESDM. Pembangunan storage LNG ini rencananya untuk memasok kebutuhan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pesanggaran yang beroperasi 2015.