Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CSIS: Regulator Perlu Mitigasi Dampak Penaikan Suku Bunga Fed

Ekonom meminta pengambil kebijakan dalam negeri benar-benar cermat mengantisipasi penaikan suku bunga Fed.
Janet Yellen /reuters
Janet Yellen /reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom meminta pengambil kebijakan dalam negeri benar-benar cermat mengantisipasi penaikan suku bunga Fed.

Kalangan ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi tingkat suku bunga acuan the Fed akan tetap terjaga hingga akhir tahun dan baru digenjot secara perlahan pada 2015 hingga 2017, sementara tingkat inflasi AS ditahan di kisaran 2%.

Meskipun efek yang ditimbulkan diperkirakan tidak separah seperti yang terjadi tahun lalu, langkah strategis perlu dipersiapkan untuk memitigasi dampak dari terhentinya quantitative easing.

"Dampak ke pasar kita pasti negatif, tapi tidak terlalu parah karena sudah ada antisipasi sejak tahun lalu," ujar Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menegaskan ketika dihubungi Bisnis.com, Senin (16/9/2014).

Satu hal lain yang perlu diperhatikan, ungkapnya, adalah adanya potensi sudden reversal mengingat hot money cukup besar pasca berlakunya quantitative easing oleh Bank Sentral AS sejak akhir tahun lalu.

Jelang pertemuaan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa (16/9), sampai besok, pasar domestik Paman Sam dan internasional memang menunggu pengumuman dari Janet Yellen, Gubernur The Fed terkait rencana pengerekan tingkat suku bunga dan kebijakan quantitative easing (QE).

Sementara, tengah pekan lalu Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan tingkat pengangguran menjadi 6,1% pada Agustus 2014, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,2%.

Jajaran Yellen berharap tingkat pengangguran berada pada kisaran 5,1%-5,5% dan inflasi sedikit di bawah 2% pada akhir 2016, persis seperti prediksi dari konsensus ekonom.

Sebanyak 57% ekonom memperkirakan suku bunga pinjaman menanjak menjadi 1,13% pada akhir 2015, 34% sisanya memprediksi lebih tinggi lagi.

"FOMC sebaiknya mempertahankan suku buka rendah agar ekonomi sedikit lebih panas, ujar Kepala Ekonom Mesirow Financial Inc. Diane Swonk.

Pejabat bank sentral pada Juni lalu menyatakan otoritas tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga. "Seharusnya memang tidak terburu-buru. Anda harus menjaga suku bunga rendah agar orang-orang melakukan ekspansi," kata Paul Ashworth, Kepala Ekonom Capital Economics NA Ltd.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper