Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gedung Putih Gelar Pertemuan Puncak Bahas Ektremisme

Gedung Putih akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi tentang pencegahan ekstremisme dengan kekerasan, kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Rabu, dengan memperingatkan bahwa teroris harus dihadapi.

Bisnis.com, WASHINGTON--Gedung Putih akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi tentang pencegahan ekstremisme dengan kekerasan, kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Rabu, dengan memperingatkan bahwa teroris harus "dihadapi".

Amerika Serikat terus "menghadapi musuh nyata dan ancaman nyata teroris" dari kelompok Negara Islam, yang telah menguasai wilayah besar Suriah dan Irak, kata Menteri Jeh Johnson, satu hari menjelang peringatan ke-13 peristiwa 11 September.

Pertemuan puncak pada Oktober tentang upaya domestik dan internasional untuk mencegah ekstrimisme itu "akan membahas siklus menyeluruh radikalisasi dan kekerasan yang ditimbulkan oleh pejuang asing" katanya.

Johnson berbicara hanya beberapa jam sebelum Presiden Barack Obama menyampaikan pidato Gedung Putih di mana ia tampak siap untuk mengotorisasi serangan udara terhadap Negara Islam di Suriah.

"Meskipun kami tidak memiliki informasi yang kredibel bahwa ISIL berencana untuk menyerang tanah air saat ini, kami tahu bahwa ISIL siap untuk membunuh warga Amerika yang tidak bersalah yang mereka temui karena mereka warga Amerika," kata Johnson di hadapan Dewan Hubungan Luar Negeri.

Amerika Serikat, kata dia, memutuskan "untuk mengalahkan dan akhirnya menghancurkan" IS, yang juga dikenal dengan singkatan ISIL.

"Kami terus waspada terhadap potensi ancaman teroris yang tumbuh di dalam negeri yang mungkin bekerja di antara masyarakat kami sendiri," kata Johnson, seraya menambahkan bahwa itu adalah unsur yang paling ditakuti dan "paling sulit" untuk dideteksi.

"Kami melakukan peningkatan upaya untuk melacak orang-orang yang masuk dan keluar Suriah dan kemudian mungkin berusaha untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dari negara yang Amerika Serikat tidak memerlukan visa dari warganya," tambah Johnson.

Menteri itu mengatakan bahwa IS "tidak Islami dan bukan negara" tapi kelompok teroris tanpa negara yang tidak akan dapat ditolerir oleh agama apa pun.

"Kami telah meningkatkan kemampuan bangsa jauh lebih baik untuk mendeteksi dan mencegah plot teroris di luar negeri sebelum mereka mencapai tanah air," katanya.

"Tapi, ancaman teroris seperti ini tetap harus dihadapi, kita tidak bisa menghindarinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : editor
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper