Bisnis.com, JAKARTA—Pada 18 September mendatang warga Skotlandia akan berduyun-duyun menuju tempat pemungutan suara.
Mereka akan menggelar referendum untuk menentukan apakah akan tetap berada di bawah Kerajaan Inggris Raya atau tidak.
Skotlandia dengan jumlah penduduk 5,3 juta tidak akan tunduk lagi pada Kerajaan Inggris kalau hasil referendum menunjukkan kemenangan kaum nasionalis.
Selama ini mereka meminta pemisahan diri selama ini meski telah 307 tahun berada di bawah pemerintahan Inggris.
Lalu, apa saja yang perlu diketahui terkait referendum tersebut?
Pemilih hanya disodorkan dua pilihan saja, yakni “Ya” atau “Tidak” untuk pertanyaan apakah Skotlandia akan menjadi negara merdeka. Jawaban “Ya” artinya masa depan warga Skotlandia akan ada di tangan mereka sendiri.
Sedangkan jawaban “Tidak” artinya mereka akan tetap bersama Inggris menuju masa depan sebagaimana dikutip CNN.com, Kamis (11/9/2014).
Mengapa referendum ini penting bagi dunia internasional?
Pilahan rakyat itu akan berpengaruh secara ekonomi baik di dalam negeri maupun dalam kaitannya dengan bisnis internasional. Beberapa kalangan khawatir kalau Skotlandia berpisah maka London terancam sebagai salah satu pusat keuangan dunia.
Begitu juga dengan kekuatan pertahanan Inggris. Pemerintah Skotlandia ingin memusnahkan senjata nuklir dari wilayah itu kalau nantinya merdeka.
Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa kalau Skotlandia memisahkan diri maka keanggotaannya dalam Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO dan Uni Eropa menjadi pertanyaan.
Para pemimpin Uni Eropa mengisyaratkan akan menghalangi Skotlandia bergabung dengan organisasi itu kalau melepaskan diri dari Inggris.