Bisnis.com, MANILA – Banko Sentral ng Filipina menaikkan tingkat suku bunga menjadi 4% dari sebelumnya 3,75%, setelah harga bahan pangan mendorong inflasi negara tersebut ke level tinggi 4,9% pada Agustus.
Di saat yang sama, harga makanan meningkat 8,3%, kenaikan dalam laju tercepat sejak 2009.
“Kebijakan yang lebih ketat bertujuan untuk menahan laju kenaikan harga dan meminimalisasi potensi inflasi tinggi,” kata Deputi Gubernur Bangko Sentral ng, Diwa Guinigundo.
Ekonom Bank of the Philippine Island, Emilio Neri optimistis keputusan bank sentral Filipina tersebut dapat berdampak signifikan menekan laju inflasi.
“Jika laju kenaikan harga melambat pada bulan ini, bank sentral akan segera melonggarkan kebijakan ketatnya,” kata Neri di Manila, Kamis (11/9).
Bank sentral memprediksikan harga konsumen akan memoderat, naik rata-rata 4,5% hingga akhir tahun ini dan menjadi 3,8% pada 2015.
Adapun target inflasi pada tahun ini adalah 3%-5% dan 2%-4% pada tahun depan.
Selain harga pangan, defisit energi merupakan utama lainnya yang mengerek inflasi negara tersebut.
“Otoritas moneter memandang perlunya kebijakan yang lebih kuat untuk mengendalikan inflasi,” kata Guinigundo.