Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia gagal mematuhi kesepakatan gencatan senjata setelah masing-masing pasukan saling gempur sehingga mengakibatkan jatuhnya korban tewas.
Kejadian itu merupakan ujian bagi sebuah kesepakatan untuk menghentikan sementara pertempuran kedua pihak atas konflik berdarah yang telah berlangsung selama sebulan.
Seorang wanita dilaporkan tewas dan tiga lainnya luka-luka di kawasan Skhidny wilayah Mariupol, menurut laporan dewan kota dalam laman situs jejaring sosial sebagaimana dikutip Bloomberg, Minggu (7/9/2014).
Pasukan Ukraina juga melepaskan tembakan terhadap posisi pemberontak kemarin malam sehingga menewaskan seorang milisi di desa Makiyivka.
Sedangkan beberapa korban tewas lainnya berjatuhan di kota Zuyevka, wilayah Donetsk yang mengklaim merdeka dari Ukraina.
Namun demikian, tidak ada pembicaraan untuk menghentikan gencatan senjata, menurut Dewan Keamanan Nasional (National Security Council) Ukraina.
Korban tewas itu merupakan yang pertama sejak dua faksi yang berseteru itu sepakat melaksanakan gencatan senjata tiga hari lalu ketika kelompok pemberontak mulai memperbanyak wilayah kekuasaannya.
President Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja menyampaikan sejumlah kemajuan yang dicapai atas gencatan senjata tersebut.
Kedua pihak juga sepakat bahwa Organisasi Kerjasama Keamanan Eropa bertindak sebagaia pengawas atas kesepakatan gencatan senjata tersebut.