Bisnis.com, TANGERANG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten menyatakan tren penurunan nilai ekspor nonmigas daerah terjadi sejak April 2014 hingga Juli 2014. Penurunan ini akibat pelaku usaha menahan pengiriman barang sambil menunggu suhu politik nasional mereda.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Ranta Soeharta menyatakan ketidakpastian suhu politik nasional yang sempat memanas pasca pemilihan umum presiden memaksa pelaku usaha menahan pengiriman barang sembari menunggu terciptanya keamanan dalam negeri.
“Penurunan nilai ekspor murni karena ketidakpastian politik dalam negeri. Dari sisi permintaan negara tujuan ekspor tidak ada penurunan,” ujarnya kepada Bisnis melalui Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Provinsi Banten, Rabu (3/9).
Menurutnya, setelah adanya keputusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan penetapan Presiden Indonesia terpilih, maka nilai ekspor diyakini akan segera terakselerasi pada bulan-bulan berikutnya. Selain itu, kondisi industri Banten yang kondusif turut memperkuat potensi peningkatan ekspor.
Terkait dengan penurunan nilai ekspor barang minyak dan gas, tuturnya, Disperindag Banten tidak dapat menjelaskan penyebabnya, karena, wewenang barang migas berada pada pemerintah pusat.
Pemprov Banten, lanjutnya, terus berusaha meningkatkan produksi industri daerah dengan menjalankan program capacity building dan membantu pemasaran barang baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Pembangunan kapasitas, ujarnya, dilakukan melalui mempermudah akses pelaku industri terhadap hal-hal yang dibutuhkan guna menunjang produksi. Sementara dukungan dalam pemasaran dilakukan melalui mengikutsertakan pelaku industri dalam sejumlah pameran baik lokal maupun internasional.
Politik Nasional Tekan Kinerja Ekspor Banten
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten menyatakan tren penurunan nilai ekspor nonmigas daerah terjadi sejak April 2014 hingga Juli 2014. Penurunan ini akibat pelaku usaha menahan pengiriman barang sambil menunggu suhu politik nasional mereda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Abdi Amna
Editor : Rustam Agus
Konten Premium