Bisnis.com, WASHINGTON - Jenderal utama Amerika Serikat percaya pejuang Negara Islam segera mengancam negara adidaya itu. Eropa, dan sekutu diperlukan untuk menghadapinya, kata juru bicaranya Senin (25/8/2014).
Komandan Amerika Serikat menyiapkan pilihan kemungkinan untuk melawan pejuang Negara Islam di Irak dan Suriah, kata juru bicara Jenderal Martin Dempsey, Kolonel Ed Thomas.
Menteri Pertahanan Chuck Hagel menerapkan nada lebih keras pada pekan lalu di jumpa pers Pentagon, menyatakan pejuang Negara Islam menjadi ancaman mengerikan, yang melampaui bahaya dari jaringan Alqaida.
Namun, pejabat Pentagon bersikeras bahwa Hagel dan Dempsey berpandangan sama tentang Negara Islam.
Dempsey percaya bahwa Negara Islam adalah ancaman kawasan, yang segera menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan Eropa, kata Thomas dalam pernyataan. "Ia (Dempsey) percaya bahwa ISIS (Negara Islam) harus ditekan baik di Irak maupun di Suriah," katanya.
"Ia percaya bahwa perlu membentuk persekutuan dengan mitra kawasan dan Eropa untuk menghadapi ancaman ISIS, sehingga keabsahan mereka terlucuti," katanya.
Dempsey, ketua Kepala Staf Gabungan, terus-menerus menggambarkan Negara Islam sebagai ancaman kawasan, yang dapat berkembang menjadi ancaman langsung terhadap Amerika Serikat dan Eropa, karena pejuang asing dengan paspor Barat dapat mencoba melakukan serangan.
"Tugas Dempsey adalah melindungi orang dan sarana Amerika Serikat, termasuk melindungi tanah air di mana pun ancaman itu," kata Thomas.
Dalam pembicaraan dengan Komando Pusat Amerika Serikat, yang mengawasi pasukan negara adidaya itu di Timur Tengah, Dempsey menyiapkan pilihan untuk mengatasi Negara Islam di Irak dan Suriah dengan berbagai alat tentara, termasuk serangan udara, kata pernyataan itu.
Untuk mengalahkan pejuang itu, yang telah merebut wilayah di Suriah serta Irak utara dan barat, memerlukan upaya berkelanjutan dalam waktu lama dan lebih dari sekedar tindakan tentara," tambahnya.
Pesawat tempur Amerika Serikat melancarkan serangan bom di Irak melawan pejuang Negara Islam sejak 8 Agustus, dengan sebagian besar dari hampir 100 serangan menyasar pejuang itu di utara di dekat bendungan Mosul. Pasukan Irak dan Kurdi merebut kembali bendungan tersebut sejak serangan udara itu dimulai.
Pemerintahan Obama menyatakan semua pilihan terbuka atas kemungkinan serangan tentara di Suriah, tapi belum ada keputusan untuk mengizinkan pemboman atas pejuang di sana.