Bisnis.com, JAKARTA—Penguasa tertinggi militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-Ocha diperkirakan akan menjadi perdana menteri Thailand setelah militer berhasil melakukan konsolidasi kekuatan.
Namun, Prayuth muncul sebagai tokoh populer di negara itu setelah masyarakat sipil yang didukung militer berhasil menjatuhkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra pada 22 Mei lalu. Dalam sejarah Thailand, kudeta atas pemerintah yang didukung militer telah terjadi sebanyak 12 kali dalam 82 tahun.
“Orang kuat Thailand telah lama menginginkan kekuasaan pemerintahan tertinggi dengan merebut jabatan perdana menteri,” ujar Michael Montesano, koordinator Program Kajian Thailand pada Institute of Southeast Asian Studies di Singapura sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (21/8/2014).
Menurutnya, Jenderal Prayuth jelas merupakan orang kuat militer yang berada di urutan pertama.
Prayuth, yang juga menjabat sebagai kepala angkatan bersenjata, menyatakan pemerintahan sementara merupakan langkah lanjutan dari program reformasi Thailand sebelum dilakukan pemilihan umum paling cepat pada akhir 2015. Namun demikian masih belum jelas seperti apa reformasi akan dilakukan dan seberapa terbuka sistem pemilihan umum mendatang.
Sejumlah pernyataan Prayuth di depan Dewan Legislatif Nasional yang didominasi kalangan militer dan kelompok elit tradisional, menunjukkan bahwa pemerintahan sementara akan berada di bawah kontrol militer. Pemerintahan sementara itu disebut Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban.