Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan LPK Saint Mary International (Yayasan Saint Mary), pengelola Saint Mary Academy berkomitmen mengembangkan sekolah tinggi sekretaris itu menjadi lebih kompetitif melalui konsep University of Community.
Ketua Pembina Yayasan M. Hanafi mengatakan ke depannya, Saint Mary harus menjadi bagian dari masyarakat dan komunitas industri.
Dia menjelaskan selain Akademi Sekretari & Manajemen dan Akademi Bahasa Asing, Saint Mary Academi juga akan membuka dua program studi baru yaitu Supply Chain Management dan Ilmu Pariwisata pada 2017.
“Untuk ke depan, aspek soft-skills akan terus dikembangkan sehingga menjadi keunggulan utama lulusan Saint Mary. Selain itu, saya ingin agar Saint Mary menjadi kampus yang terbuka, menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, sosial-budaya dan ekonomi, tak hanya menjadi tempat kuliah orang-orang berduit," kata Hanafi, Jumat (15/8/2014).
Dengan manajemen baru, dari yang sebelumnya dipimpin oleh Hercules Rozario, kini Saint Mary secara terus-menerus akan mendorong seluruh civitas academica untuk mengasah kompetensi profesional, tanpa mengenyampingkan pembangunan diri menjadi pribadi yang berdisiplin, berintegritas dan bermoral tinggi.
Saint Mary Academy juga berkomitmen menjadi sebagai center of innovation. Artinya, iklim dan seluruh proses belajar-mengajar di kampus Saint Mary Academy dirancang sedemikian rupa, sehingga seluruh civitas academica bertumbuh menjadi insan yang smart, terampil, dan inovatif serta memiliki soft-skills yang terasah.
Lebih lanjut, Hanafi menjelaskan yayasan juga berencana memberikan subsidi kepada 10%-20% mahasiswa daerah supaya bisa kuliah secara gratis.
Sebagai sebuah perguruan tinggi kejuruan (vocational), Saint Mary akan melengkapi semua fasilitas praktik dengan laboratorium komputer, laboratorium sekretaris, laboratorium bahasa, laboratorium perhotelan, dan laboratorium travel.
“Dengan gedung baru, Saint Mary mampu menampung sekitar 5.000 mahasiswa. Dana yang sudah disiapkan juga lebih dari Rp5 miliar untuk pengembangan sekolah ini ke depannya,” tuturnya.
Sementara itu, untuk mengembangkan keunggulan akademik dan keunggulan di bidang ketrampilan dan soft-skills, Saint Mary akan mengembangkan strategic partnership dengan dunia usaha dan industri.
“Sebagai contoh, mulai tahun akademik 2014-2015, biaya kuliah Semester Pertama bagi 99 pendaftar pertama, akan disponsori oleh strategic partners yaitu PT GSMkonsep Internasional, PT Expo Freight Indonesia, INACO dan PT Unipara Logistics” ujarnya.
Saint Mary didirikan pada 11 Februari 1985 oleh Alm. Louis Nikujuluw, MBA. Selama 29 tahun usianya, Saint Mary telah meluluskan lebih dari 50.000 alumni melalui kuliah reguler dan kursus. Kini, sebagaian besar lulusan Saint Mary berkarya sebagai sekretaris profesional di berbagai perusahaan dalam dan luar negeri. Selebihnya, mereka menjadi tenaga profesional di bidang bahasa Inggris, bisnis perhotelan serta usaha perjalanan wisata.
Di bawah manajemen baru, proses perkuliahan dilaksanakan di Kampus Saint Mary di Patra Jasa Office Tower lt.10 Suite 1034, Jakarta Selatan, dan di Jl. Hasyim Ashari No. 52-54, Jakarta Pusat.