Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Rusia Bantah Lakukan Invasi Berkedok Bantuan Kemanusiaan

Menghadapi kecurigaan itu, Rusia mengatakan Rabu (13/8/2014) bahwa tudingan pengiriman konvoi bantuan kemanusiaan ke Ukraina sebagai kedok untuk invasi adalah tidak masuk akal.
Konvoi bantuan pangan dari Rusia untuk Ukraina. Sejumlah negara mencurigai sebagai invasi terselubung./Reuters-Maxim Shemetov
Konvoi bantuan pangan dari Rusia untuk Ukraina. Sejumlah negara mencurigai sebagai invasi terselubung./Reuters-Maxim Shemetov

Bisnis.com, MOSKOW -- Rusia kini menghadapi kecurigaan besar dari sejumlah negara Barat dan sekutunya di Pasifik atas pengiriman bantuan kemanusian ke wilayah Ukraina.  

Menghadapi kecurigaan itu, Rusia mengatakan Rabu (13/8/2014) bahwa tudingan pengiriman konvoi bantuan kemanusiaan ke Ukraina sebagai kedok untuk invasi adalah tidak masuk akal.

Kementerian Luar Negeri mengecam Australia yang menyuarakan ketakutan seperti itu.

"Mereka terus menyuarakan klaim absurd bahwa konvoi kemanusiaan untuk membantu penduduk sipil di Ukraina tenggara bisa digunakan sebagai dalih untuk intervensi militer Rusia," katanya dalam satu pernyataan.

Satu Konvoi 280 truk Rusia yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk Ukraina diberangkatkan Selasa di tengah-tengah peringatan Barat untuk tidak menggunakan bantuan itu sebagai dalih untuk invasi.

Dengan adanya laporan Ukraina bahwa Rusia telah mengerahkan 45.000 tentara di perbatasannya, NATO mengatakan ada "kemungkinan besar" Moskow akan melakukan campur tangan militer di wilayah timur Ukraina, di mana pasukan Kiev sedang terlibat baku tembak dengan kelompok separatis pro-Rusia.

Negara-negara Barat yakin Presiden Rusia Vladimir Putin - yang mengobarkan keinginan besar Rusia bagi kampanye media yang dikuasai negara sejak menganeksasi Krimea dari Ukraina Maret- kini dapat mengirim pasukannya ke wilayah timur untuk membantu pemberontak.

Kantor berita Itar Tass mengatakan konvoi itu diberangkatkan dari dekat Moskow yang akan tiba dalam dua hari di Ukraina timur, sekitar 1.000 km di barat daya.

"Itu telah disetujui dengan Ukraina," kata radio Business FM mengutip pernyataan juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov.

Ribuan orang diperkirakan kekurangan air, listrik dan bantuan obat akibat perang.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan setiap intervensi Rusia tanpa persetejuan Kiev tidak dapat disetujui dan melanggar hukum intrnasional.

Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso juga memperingatkan Senin "terhadap aksi-aksi militer sepihak di Ukraina, dengan dalih apapun, termasuk kemanusiaan".

Rusia mengatakan bantuan itu akan diserahkan melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

ICRC Senin mengatakan pihaknya mengajukan satu dokumen kepada para pejabat Rusia dan Ukraina.

Akan tetapi, badan independen itu mengatakan diperlukan persetujuan dari semua pihak serta jaminan keamanan untuk melancarkan operasi itu, karena tidak menggunakan pengawalan bersenjata.

"Rincian-rincian praktis dari operasi ini harus diklarifikasi sebelum inisiatif ini dapat dimulai," kata Laurent Corbazz, ketua operasi IRC bagi Eropa dan Asia Tengah.

Menurut badan-badan PBB, lebih dari 1.000 orang tewas termasuk pasukan pemerintah, pemberontak dan warga sipil dalam empat bulan sejak kelompok separatis merebut daerah di Ukraina timur dan Kiev melancarkan oprasi untuk mengusir pemberontak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper