Bisnis.com, JAKARTA – Kewajiban menugaskan lulusan dokter umum ke daerah-daerah terpencil sebelum mengambil spesialis seperti yang dilakukan beberapa tahun lalu ternyata penting diadakan kembali.
Bagian Divisi Epidemiologi Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pelatih program pelatihan intensif Pencerah Nusantara angkatan Ke-3 Setyawati Budiningsih berpendapat program pengiriman dokter umum setelah lulus ke tempat terpencil seharusnya diwajibkan. Kewajiban ini dianggapnya mampu memenuhi kekurangan dokter dan memberikan pendidikan kesehatan di daerah terpencil.
“Namun, sebaiknya pemerintah juga memikirkan pembayaran yang setimpal terhadap dokter-dokter yang mau mengabdi di tempat minim akses,” ujarnya Kamis pekan lalu.
Setyawati menambahkan terdapat beberapa faktor mengapa seorang dokter enggan ditempatkan di daerah terpencil selain gaji yang diberikan kurang tepat. Faktor tersebut antara lain alat-alat penunjang kedokteran di daerah terpencil sering kali tidak lengkap atau rusak.
Dalam pengiriman tenaga kesehatan, imbuhnya, sebaiknya dilakukan dalam sebuah tim. Hal ini berguna untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan pada masyarakat di daerah terpencil yang lebih kompleks dari pada di kota.
Salah satu progam pengiriman tim tenaga medis ke daerah terpencil adalah Pencerah Nusantara. Program yang berasal dari Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals ini mengirimkan satu tim tenaga medis yang terdiri dari dokter, bidan, perawat, dan pengamat kesehatan ke daerah terpencil selama satu tahun.
“Bila program Pencerah Nusantara sudah selesai, sebaiknya pemerintah bisa mengadopsi program ini untuk pemenuhan tenaga medis di tempat terpencil,” katanya.
Program Pencerah Nusantara merupakan program yang terbentuk setelah gelaran Indonesia MDG Award 2011. Program yang mengirimkan 35 tenaga medis ke tujuh daerah terpencil dan minim akses di Indonesia ini merupakan salah satu cara untuk memenuhi target MDGs yang akan berakhir pada 2015.