Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Ancam Embargo Pasokan Migas Rusia ke Eropa

Ukraina mengancam akan memblokir pasokan migas dari Rusia ke Eropa di tengah sanksi baru terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin, yang disalahkan atas terjadinya ketegangan separatis yang melebar ke wilayah timur negara tersebut.
 Warga Ukraina berkumpul di lapangan kemerdekaan (Maidan Nezalezhnosti) merayakan kesepakatan perdagangan bebas negeri itu dengan Uni Eropa di Kiev, (27/6/2014)./Reuters-Valentyn Ogirenko
Warga Ukraina berkumpul di lapangan kemerdekaan (Maidan Nezalezhnosti) merayakan kesepakatan perdagangan bebas negeri itu dengan Uni Eropa di Kiev, (27/6/2014)./Reuters-Valentyn Ogirenko

Bisnis.com, JAKARTA – Ukraina mengancam akan memblokir pasokan migas dari Rusia ke Eropa di tengah sanksi baru terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin, yang disalahkan atas terjadinya ketegangan separatis yang melebar ke wilayah timur negara tersebut.

Perdana Menteri Arsenly Yatsenyuk mengatakan Ukraina, yang tidak lagi menerima pasokan gas dari Rusia, tengah mempertimbangkan embargo parsial atau penuh untuk mentransit seluruh sumber alam di wilayah teritorialnya.

Ukraina, lanjutnya, juga berpeluang melarang pesawat Rusia untuk terbang di atas wilayah Ukraina dan menghentikan kerja sama industri pertahanan.

“Tidak diragukan lagi, Rusia akan mulai mengembargo impor produk-produk Ukraina, membatasi kerja sama dengan Ukraina, serta menekan dan mengancam Ukraina,” kata Yatsenyuk dalam keterangan pers di Kiev, Jumat (8/8/2014) waktu setempat.

Atas ancaman embargo Rusia tersebut, lanjutnya, Ukraina akan mengalami kerugian senilai US$7 miliar pada tahun pertama. “Bukan hanya karena sanksinya, tapi juga karena kebijakan agresif dari Kremlin.”

Pengumuman Ukraina tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan di Kiev hanya akan mengalami sedikit kerugian atas tindakan Rusia. Sebelumnya, Rusia juga telah mengembargo impor produk-produk asal Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Harga gas di Eropa Barat melejit setelah Ukraina mengumumkan rencana sanksinya tersebut. Namun, untuk dapat menerapkan ancaman embargo tersebut, masih diperlukan persetujuan parlemen Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper