Bisnis.com, BRUSSELS—Uni Eropa akhirnya mencapai kata sepakat untuk menjatuhkan sanksi ekonomi pertama bagi Rusia tanpa menyentuh sektor teknologi energi.
Sanksi tersebut meliputi pembatasan akses Rusia ke pasar modal, senjata, dan barang-barang berteknologi tinggi. Tetapi, sanksi itu hanya berlaku bagikontrak-kontrak masa depan.
Kontras dengan keputusan Uni Eropa, kawasan yang bermata uang tunggal ini tampaknya juga tidak menggubris kerjasama Prancis dengan Rusia terkait pembelian 2 helikopter militer senilai 1,2 miliar euro (US$1,61 miliar).
Setelah mengalami perdebatan yang cukup panjang, grup 28 negara ini mengikuti langkah Amerika Serikat dengan menjatuhkan sanksi ekonomi.
Pasalnya, sejumlah negara di Uni Eropa memiliki kepentingan ekonomi berbeda dengan Rusia dan ketergantungan yang tinggi terhadap gas dari Negeri Beruang Merah ini.
Keputusan itu Uni Eropa itu kuat dilatarbelakangi oleh kecelakaan pesawat Malaysia Airlines yang menewaskan 298 orang yang diduga ditembak jatuh di Ukraina oleh pemberontak pro-Rusia.
Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy mengemukakan diskusi para pemimpin Uni Eropa itu telah mengarah pada penjatuhan sanksi bagi Rusia.
“Salah satu pengecualian dalam sanksi itu adalah tidak membatasi akses Rusia dalam teknologi sensistif karena kami menilai itu mempengaruhi sektor energi. Uni Eropa memiliki kewenangan penuh untuk menjaga keamaanan energinya,” tulis Uni Eropa dalam keterangan resminya di Brussels, Jumat (25/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
