Bisnis.com, BANDUNG—Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Jawa Barat meminta pemerintah membantu petani mengganti tanaman karet tua dengan benih unggul tersertifikasi SNI, guna memacu produksi dan perbaikan mutu bahan olah karet (Bokar).
Ketua Gapperindo Jabar Mulyadi Sukandar menyatakan para petani kerap terjebak pada pola lama yang memanfaatkan bibit tidak unggul, sehingga produksi bokar yang dihasilkan berkualitas rendah akibat kadar kontaminan yang tinggi.
Menurut dia, selama ini petani kesulitan modal untuk membeli bibit unggul SNI dan pemerintah harus memberi insentif kepada petani.
“Pemerintah harus memberikan pemahaman kepada petani karet tentang SNI agar produksi karetnya lebih berkualitas dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan insentif berkelanjutan untuk pembelian bibit tersebut,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/7/2014).
Dia menjelaskan sampai saat ini, permintaan bokar masih cukup signifikan karena didorong oleh pertumbuhan industri otomotif yang tentunya memerlukan ban yang berbahan baku karet alami.
Mulyadi mengatakan 95% sirkulasi karet yang beredar di Asia Tenggara didominasi karet asal Indonesia. Dengan begitu, lanjutnya, maka upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peremajaan merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan.
Pihaknya menyebutkan wilayah yang saat ini butuh peremajaan karet terdapat di wilayah Sukabumi, Cianjur, Garut selatan, dan Tasik selatan.