Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Rusia-Ukraina Menuju Meja Perundingan

Ukraina dan Rusia selangkah lebih maju menuju meja perundingan yang difasilitasi Jerman dan Prancis setelah Presiden Ukraina Petro Poroshenko mulai bertindak agresif untuk mempertahankan wilayahnya.
Ilustrasi: Warga Ukraina berkumpul di lapangan kemerdekaan (Maidan Nezalezhnosti) saat merayakan kesepakatan perdagangan bebas negeri itu dengan Uni Eropa di Kiev, (27/6/2014)./Reuters-Valentyn Ogirenko
Ilustrasi: Warga Ukraina berkumpul di lapangan kemerdekaan (Maidan Nezalezhnosti) saat merayakan kesepakatan perdagangan bebas negeri itu dengan Uni Eropa di Kiev, (27/6/2014)./Reuters-Valentyn Ogirenko

Bisnis.com, BERLIN — Ukraina dan Rusia selangkah lebih maju menuju meja perundingan yang difasilitasi Jerman dan Prancis setelah Presiden Ukraina Petro Poroshenko mulai bertindak agresif untuk mempertahankan wilayahnya.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan meningkatnya ketegangan di perbatasan Ukraina-Rusia telah memaksa 4 negara yang terlibat yaitu Rusia, Ukraina, Jerman, dan Prancis untuk mengusulkan pemberlakuan gencatan senjata dan negosiasi pada Sabtu (5/7).

“Ini adalah langkah yang strategis untuk memfasilitasi gencatan senjata dan negoisiasi lebih jauh,” tambah Steinmeier di Berlin, Rabu (2/7).

Amerika Serikat dan Uni Eropa masih menimbang-nimbang untuk menjatuhkan sanksi tambahan bagi Rusia akibat konflik yang berkepanjangan antara Rusia-Ukraina.

Meski begitu, sanksi Uni Eropa belum bisa direalisasikan, setelah perwakilan dari 28 negara sepakat bahwa Rusia telah berperan dalam mengurangi ketegangan yang ada.

“Kami [Uni Eropa] mendesak untuk terus diadakannya negosiasi guna menyelesaikan konflik ini,” ucap Presiden Uni Eropa Herman van Rompuy.

Penjatuhan sanksi tambahan dari Uni Eropa untuk Rusia masih menerima tanggapan beragam, tak terkecuali dari Italia, Austria, Slovakia, Prancis, dan Yunani yang menentang rencana Uni Eropa tersebut.

Saat ini, Uni Eropa mempertimbangkan untuk memangkas pembiayaan proyek dari European Bank for Reconstruction and Development (EBRD) dan European Investment Bank (EIB).

Seperti diketahui, Rusia merupakan penerima pembiayaan terbesar oleh EBRD, mencapai 1,8 miliar euro (US$2,5miliar) untuk investasi tahun lalu.

Untuk EIB, pinjaman ke Rusia mencapai US$1,4 miliar pada tahun lalu.

Proyek yang saat ini dibiayai EBRD meliputi pembangunan katup pipa, pembelian saham minoritas ke pengembang properti, dan pinjaman untuk jaringan hipermarket.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper