Bisnis.com, OSLO— Pemerintah Norwegia berencana untuk memangkas emisi obligasi hingga 50% selama 3 bulan mendatang di tengah performanya yang mencatat keterpurukan pada tahun ini.
Yield obligasi Norwegia hanya 3,7% sejak akhir Desember tahun lalu, imbal hasil paling sedikit diantara 19 negara yang dilacak Bloomberg.
Data juga menunjukkan kesenjangan permintaan yield tambahan untuk membeli obligasi bertenor 10 tahun dengan obligasi Jerman yaitu 50 basis poin, lebih lebar dibandingkan rata-rata-rata 5 tahun yang lalu.
“Kami telah lama menggarisbawahi bahwa suplai akan menyusut selama semester kedua tahun ini dan berpendapat hal itu akan mendukung pengetatan obligasi Norwegia terhadap obligasi Jerman,” ungkap Erica Blomgren, Ketua Analis SEB AB di Oslo, Senin (30/6).
Menurutnya, suplai yang terlalu berat justru memacu ketidakmerataan kepemilikan obligasi Norwegia itu.
Obligasi Norwegia terbebani oleh lonjakan pasokan, padahal permintaan aset dengan rating AAA ini justru mendingin.
Pada saat yang sama, bank sentral juga mengatakan pihaknya bakal memangkas suku bunga acuan pada tahun ini guna meredam kemerosotan investasi perminyakan.
Sebelumnya, pemerintah juga mengumumkan rencana untuk memangkas penjualan obligasi menjadi 10 miliar kroner-14 miliar kroner pada kuartal III/2014, turun dari 21 miliar kroner pada kuartal II/2014.
Blomgren menambahkan langkah pemerintah untuk membatasi pasokan obligasi akan menyempitkan kesenjangan dengan obligasi Jerman yang jatuh tempo 2023-2024 menjadi 30 basis poin.
Sebenarnya, Norwegia berencana untuk menjual obligasi hingga 70 miliar kroner tahun ini, naik dari 62 miliar kroner pada 2013, 60 miliar kroner pada 2012, dan 20 miliar kroner pada 2011.