Bisnis.com, JAKARTA– Malaysian Airline System (MAS) tengah membahas rencana pembelian pesawat baru setelah hilangnya penerbangan MH370 tiga bulan lalu membuat penumpang lari dan nama besar maskapai tercoreng.
Direktur Eksekutif Malaysia Airline Ahmad Jauhari Yahya mengatakan pembelian armada baru tidak akan mempengaruhi komposisi armada yang sudah ada saat ini.
“Rencana rencana pembelian armada baru baru tiba di tahap pengkajian,” katanya di Kelana Jaya, Kuala Lumpur, Kamis (26/6/2014) seperti dikutip Bloomberg.
Setelah hilangnya penerbangan MH370 dengan total 239 penumpang di dalamnya, Malaysian Airline juga kehilangan penumpangnya, terutama untuk rute Beijing-Kuala Lumpur. Maskapai negara ini kemudian merencanakan membeli 100 armada dengan berbagai model dari Airbus Group NV dan Boeing Co.
Pada Mei 2014, jumlah penumpang Malaysian Air turun 4% dari bulan yang sama tahun sebelumnya, dengan jumlah kursi terisi hanya 68,9%. Tahun lalu, total jumah kursi terisi pada periode ini adalah 78,4%.
Analis Malayan Banking Bhd, Mohshin Aziz menyampaikan sebaiknya Malaysian Air lebih fokus pada cara untuk mempertahankan eksistensinya, daripada merencanakan ekspansi.
“Untuk ke luar dari situasi saat ini, mereka mungkin harus menyusutkan komposisi terlebih dahulu agar bisa tumbuh. Hentikan saja penerbangan ke Eropa dan Asia Utara, hanya fokus pada penerbangan jarak pendek-menengah,” kata Aziz.
Pada kuartal I/2014 lalu, situs berita online Malaysia, thestar melaporkan Malaysian Airline mengalami kerugian sebesar RM443,39 juta atau sekitar US$137 juta/ pada kuartal I/2013, kerugian maskapai ini adalah RM278,82 juta atau setara dengan US$86,65 juta.