Bisnis.com, JAKARTA—Badan Karantina Kementerian Pertanian dan otoritas bandara Soekarno-Hatta (Soetta) berhasil menggagalkan dua kali percobaan penyelundupan satwa langka dilindungi yang dilakukan secara dalam jangka waktu 4 hari oleh 2 orang warga Kuwait dan seorang warga Jerman.
Percobaan pertama dilakukan pada Kamis (5/6/2014) pukul 23.30 di terminal 2E dan berikutnya pada Senin (9/6/2014) pukul 19.30 di terminal 2D.
“Hampir semua satwa yang coba diselundupkan masuk ke dalam kategori Apendiks 1 CITES, yang dilindungi dan dilarang peredarannya. Memang saat ini peredaran satwa langka sedang marak,” ujar Kepala Badan Karantina Kementan, Banun Harpini, Rabu (11/6/2014).
CITES atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora adalah konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam.
Banun memaparkan, dua percobaan itu menggunakan modus yang mirip, yaitu membius satwa dan memasukkannya ke dalam koper.
Pada percobaan pertama, 2 orang warga Kuwait atas nama Hamad A H A Alsaleh dan Khaledd A H A Alsaleh membius puluhan satwa primata langka yang terdiri dari orang utan 1 ekor, siamang 4 ekor, owa jawa 3 ekor, kakatua raja 2 ekor, kukang 1 ekor, sanca batik 97 ekor, cucak hijau 2 ekor.
Saat diperiksa oleh petugas, jabarnya, sejumlah 2 ekor siamang, 1 ekor kakatua raja dan 5 ekor ular sanca mati karena kelebihan dosis, serta ada seekor siamang anak yang mati karena tertindih tubuh induknya.
“Rencananya diterbangkan ke Kuwait dengan Kuwait Air dengan nomor penerbangan KU 416 memakai koper. Ini sungguh tidak sesuai animal walfare,” katanya.
Banun menambahkan, percobaan kedua penyelundupan dilakukan oleh pelaku berkebangsaan Jerman bernama Dieter Puschmann berencana menaiki pesawat Malaysia Air MH 724 dengan tujuan Paris, Prancis.
Sementara satwa yang coba diselundupkan adalah 2 ekor cendrawasih, 7 ekor cendrawasih raja, 7 ekor paruh sabit dan 8 ekor cica papua merah. Dua diantara spesies itu, cendrawasih dan cendrawasih raja masuk ke dalam apendiks 1.
Ketika ditangkap, tutur Banun, 4 ekor cendrawasih raja dan 1 ekor cica papua merah mati juga karena kelebihan dosis obat bius dan atau kehabisan oksigen.
Dia menjelaskan, apabila satwa tersebut sampai lolos, bisa dibayangkan jika Indonesia dianggap lengah dan tidak patuh terhadap perjanjian internasional.
Selain itu, katanya, satwa langka tidak bisa dinilai harganya. “Ini sumber kekayaan alam yang tidak ternilai harganya. Bukan hanya kekayaan Indonesia, tapi dunia,” tutur Banun.
Dia juga mengatakan, pihaknya dan otoritas terkait telah mengirimkan notifikasi kepada Kedutaan Besar Jerman dan Kuwait mengenai hal ini.
Secara terpisah, salah satu pelaku percobaan penyelundupan Dieter Puschmann menolak diwawancarai wartawan. “Saya tidak mau diwawancarai. Semua keterangan sudah saya berikan kepada polisi,” katanya.