Bisnis.com, DENPASAR--Kawasan Bali Selatan terancam defisit listrik pada 2015 karena pembangunan saluran tegangan tinggi yang mendistribusikan daya dari Bali Utara menuju Bali Selatan terhadang masalah pembebasan lahan.
PLN Bali saat ini dalam proses membangun 214 tower saluran tegangan tinggi (SUTT) sepanjang 70 kilometer untuk menghantarkan daya listrik sebesar 3x130 Megawatt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng menuju Gardu Induk Kapal, Kabupaten Badung.
Listrik itu nantinya untuk memenuhi kebutuhan wilayah Selatan Bali seperti Kabupaten Badung, dan Kota Denpasar yang konsumsinya mencapai 70% dari total konsumsi saat ini 735 MW.
General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Bali Syamsul Huda mengungkapkan pembangunan jaringan tersebut sudah mencapai 85%, dan ditargetkan rampung akhir 2014.
"Namun ada potensi keterlambatan penyelesaian karena di beberapa titik terganjal persoalan lahan," ujarnya di kantornya di Denpasar, Kamis (5/6/2014).
Saat ini, kata Syamsul, pembangunan dua tapak tower di Desa Pandak Gede, Tabanan tertunda karena belum ada kesepakatan masalah ganti rugi lahan warga.
Selain itu, penarikan kabel konduktor di beberapa lokasi juga belum menemui titik temu dengan masyarakat.
Jika jaringan penyelesaian SUTT itu meleset dari target, dia mengkhawatirkan pasokan listrik di pusat industri perhotelan di Badung, dan Denpasar pada 2015 tidak dapat dipenuhi sesuai kebutuhan.
Pasalnya, jalur distribusi di Bali Selatan yang ada saat ini sudah tegang karena menahan beban terlalu tinggi, dan dapat menyebabkan daya listrik drop di beberapa wilayah.
Padahal, menurutnya, suplai listrik di Bali pada tahun depan meningkat menjadi sebesar 1.141 MW, menyusul selesainya kabel bawah laut Jawa Bali sebesar 340 MW, dan PLTU Celukan Bawang.
Sementara kebutuhan listrik di Bali tahun depan hanya sebesar 865 MW, dengan asumsi tumbuh 8,5%.
"Sayang sekali jika suplainya ada tetapi tidak bisa dihantarkan ke pusat perekonomian Bali," jelasnya.
Humas PLN Distribusi Bali Wayan Redika menghimbau masyarakat dapat membantu, dan kooperatif untuk kepentingan yang lebih besar agar pemenuhan listrik di Bali dapat tercapai.
Dia mengaku PLN Distribusi Bali sudah meminta bantuan penyelesaian masalah ini kepada gubernur Bali, dan pemda setempat.
Sayangnya, keputusan tetap berada di tangan warga yang lahannya terkena pembangunan SUTT.
"Masyarakat kami himbau supaya amanat regulasi yang dibebankan kepada PLN menjadi kepentingan bersama," pintanya.